TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan pembiayaan berencana meningkatkan penyaluran pembiayaan rumah atau kredit pemilikan rumah (KPR) untuk menyiasati masih lesunya kredit di segmen otomotif.
Salah satu perusahaan yang berupaya memperbesar penyaluran pembiayaan rumah ialah PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPFI). Perusahaan itu menargetkan porsi pembiayaan rumah bisa mencapai sekitar 15 persen dari total pembiayaan baru yang akan disalurkan.
Presiden Direktur BPFI Markus Dinarto mengatakan, sepanjang tahun lalu, porsi pembiayaan rumah yang disalurkan baru mencapai sekitar 4 persen dari total pembiayaan. Sepanjang 2016, perusahaan menggelontorkan kredit senilai Rp 814,9 miliar atau sekitar 97 persen dari target awal yaitu Rp 840 miliar.
Adapun target pembiayaan baru (new booking) perseroan di tahun ini ialah Rp 1,38 triliun atau meningkat 64,28 persen jika dibandingkan target pembiayaan tahun lalu yaitu Rp 840 miliar. "Peningkatan penyaluran pembiayaan ke segmen nonotomotif, seperti pembiayaan rumah dilakukan untuk mengejar target pembiayaan di tahun ini,” kata Markus akhir pekan lalu, di Jakarta.
Menurut Markus, peluang bisnis pembiayaan rumah masih cukup bagus lantaran didukung oleh pemerintah melalui program satu juta rumah. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah berharap tidak hanya perbankan saja yang bisa menjadi penyalur KPR, tetapi multifi nance juga didorong untuk terlibat dalam program tersebut.
Upaya menggenjot penyaluran KPR juga diutarakan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI Finance). Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi BFI Finance Sudjono mengatakan porsi pembiayaan rumah yang disalurkan perseroan saat ini masih relatif rendah. “Penyaluran pembiayaan rumah memang belum terlalu besar, porsinya relatif kecil kecil yaitu baru sekitar 2 persen,” kata Sudjono.
Menurut Sudjono, porsi pembiayaan rumah yang disalurkan perseroan hingga akhir tahun ini di perkirakan masih akan berkisar 2 persen. Kendati demikian, perusahaan akan berupaya mengembangkan pangsa pasar untuk pembiayaan rumah guna meningkatkan realisasi pembiayaan pada segmen tersebut.
Sepanjang 2017, perseroan menargetkan pembiayaan baru yang disalurkan bisa tumbuh sekitar 15 persen—20 persen jika dibandingkan realisasi pembiayaan tahun lalu yang mencapai Rp 10,7 triliun.