TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo berencana membuat program Rumah Pangan Kita bisa berperan untuk operasi pasar. Bulog akan melakukan hal itu bertahap dan dimulai pada tahun ini.
”Kalau operasi pasar kan hanya titik tertentu, kami akan memanfaatkan Rumah Pangan Kita untuk operasi pasar,” kata Imam Subowo di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu, 8 Februari 2017.
Imam belum memutuskan apakah operasi pasar lewat Rumah Pangan Kita (RPK) akan dilakukan secara harian atau hanya pada saat tertentu saja. “Bertahaplah, siapkan komoditasnya.”
Operasi pasar terpaksa dilakukan secara bertahap karena komoditas pangan yang masuk ke RPK baru dua komoditas pangan saja, yaitu beras dan gula. Sedangkan komoditas lainnya, semisal daging, khusus untuk wilayah Jakarta saja serta tepung terigu dan minyak goreng.
Masyarakat akan diuntungkan, kata Imam, jika skema ini berjalan. Dia menuturkan, jika Rumah Pangan Kita bisa digunakan untuk operasi pasar, stabilisasi harga bisa terwujud. “Kalau Bulog bilang harga gula Rp 12.500, semua akan segitu, tak boleh naik sedikit pun,” ujar Imam.
Meski sudah memiliki sekitar 9.000 Rumah Pangan Kita di seluruh Indonesia, Bulog masih harus menyiapkan berbagai hal. Termasuk menyiapkan komoditasnya dan menambahkan jumlah pihak yang mau dibina dalam program Rumah Pangan Kita.
Jika Rumah Pangan Kita sudah siap dan komoditas di gudang Bulog tersedia, Bulog akan menambah jumlah komoditas yang masuk ke RPK. “Akan kami lengkapi,” ucap Imam Subowo.
RPK adalah jaringan distribusi pangan yang merupakan program kemitraan usaha berbasis kerakyatan dari Perum Bulog. Program ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang ingin berwirausaha dan juga membantu pemerintah menstabilkan harga pangan.
DIKO OKTARA