TEMPO.CO, Jakarta - Gejolak pasar saham global dan turunnya sejumlah harga komoditas diperkirakan akan mempengaruhi perdagangan saham hari ini. Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan tekanan jual akan mendominasi perdagangan saham di tengah minimnya insentif positif dan meningkatnya risiko pasar saham.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di angka 5.170 hingga resistan di angka 5.250," ujar David dalam pesan tertulis, Rabu, 14 September 2016.
Tekanan jual kembali mendominasi perdagangan saham kemarin di tengah tipisnya nilai transaksi di pasar reguler yang hanya mencapai Rp 4,8 triliun. IHSG terkoreksi 66,35 poin (1,3 persen) di angka 5.215,56 sebagai imbas meningkatnya risiko pasar saham global dan kawasan. Arus keluar dana asing dari pasar saham kemarin mencapai Rp 378 miliar, yang mengindikasikan risiko capital outflow meningkat.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jisdor melemah 0,5 persen di level 13.151 per dolar Amerika serikat. Koreksi IHSG kemarin terjadi di tengah sentimen positif dari perkembangan ekonomi Cina, menyusul data produksi pabrikan Cina pada Agustus lalu yang naik 6,3 persen (yoy) di atas estimasi ekonomi 6,2 persen dan angka bulan sebelumnya 6 persen. Penjualan retail pada Agustus di Cina juga naik 10,6 persen (yoy) di atas perkiraan dan bulan sebelumnya masing-masing tumbuh 10,2 persen (yoy).
"Pasar lebih khawatir akan meningkatnya risiko capital outflow menyusul spekulasi bank sentral utama dunia yang mulai melakukan kebijakan normalisasi dengan mengurangi likuiditas di pasar," tuturnya.
Tadi malam, pasar saham global kembali dilanda tekanan jual. Indeks saham Eurostoxx di kawasan Uni Eropa drop 1,3 persen di angka 2.974,80. Indeks DJIA dan S&P di WallStreet masing-masing anjlok 1,4 persen dan 1,5 persen di level 18.066,75 dan 2.127,02. Harga minyak mentah tadi malam di Amerika turun 3 persen ke level US$ 44,90 per barel. Sedangkan kurs dolar Amerika menguat.
"Koreksi di pasar saham global tadi malam terutama dipicu kekhawatiran langkah The Fed menjelang pertemuan pekan depan dan turunnya harga minyak mentah," ucapnya.
DESTRIANITA