TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wajed meresmikan pengoperasian kereta Sonar Bangla Express yang menempuh rute Kota Dhaka-Citagong.
Acara yang berlangsung pada Sabtu, 25 Juni 2016, itu dihadiri Direktur Utama PT Industri Kereta Api Indonesia (Inka) Agus H. Purnomo serta beberapa perwakilan dari Kementerian BUMN dan Exim Bank.
Kereta tersebut merupakan buatan perusahaan Inka yang pabriknya berlokasi di Madiun, Jawa Timur. "Ketika proses tender, Inka berhasil mengalahkan beberapa perusahaan kereta ternama dari Cina,” kata Senior Manager Hubungan Masyarakat PT Inka M. Colik dalam keterangan resminya, Minggu, 26 Juni 2016.
Bangladesh memesan 150 gerbong kereta penumpang yang terbagi dalam dua jenis, yaitu 100 unit jenis meter gauge (MG), yang digunakan untuk rel dengan lebar 1.000 milimeter. Lalu 50 unit jenis broad gauge (BG), yang digunakan untuk rel selebar 1.676 milimeter.
Untuk gerbong jenis MG, tipe tempat duduk yang diaplikasikan adalah 2-2, yaitu dua kursi di sebelah kiri dan dua kursi di sebelah kanan, dengan di tengah-tengahnya sebagai jalan. Sedangkan untuk gerbong jenis BG memiliki kursi 2-3.
Colik mengatakan kereta yang diekspor ke Bangladesh sedikit berbeda dengan yang beroperasi di Indonesia saat ini. Sebab, pihaknya harus menyesuaikan tradisi penumpang di Bangladesh yang naik hingga ke atap kereta.
“Maka unsur utama dari kereta tersebut adalah kekukuhan rangka dan body,” tuturnya. “Sedangkan opsi aerodinamis menjadi hal yang tidak terlalu dipertimbangkan.”
Colik mengungkapkan, PT Inka terus meningkatkan ekspansi bisnisnya ke sejumlah negara, baik di Asia maupun di Timur Tengah. Selain memasok kereta ke Bangladesh, Inka tengah menjadikan Vietnam, Sri Lanka, dan Mesir sebagai target ekspor gerbong kereta selanjutnya.
FRISKI RIANA