TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat tentang pemberian bantuan bagi para petani pada Senin lalu. Hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Franky Widjaja, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri Indonesia bidang Pangan Franciscus Welirang, dan Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Aviliani.
Salah satu materi bahasan mengenai pembiayaan untuk petani. Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Aviliani mengatakan skema pembiayaan yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan bisa diterima perbankan masih dibicarakan.
Menurut Aviliani, bunga kredit usaha rakyat masih tinggi bagi petani. Dengan bunga 9 persen, KUR pasti akan diarahkan ke perdagangan bukan pertanian. “Nantinya harus ke arah pertanian dan perkebunan,” ucapnya, Senin, 2 Mei 2016.
Simak: LRT Bandung Raya, Inilah Para Calon Penggarapnya
Aviliani berharap, ke depannya skema pembiayaan untuk petani yang sedang dirancang ini tak akan memiliki bunga yang sama dengan KUR saat ini. “Kalau bisa 7 persen.”
Franciscus menyatakan bahwa dia datang ke kantor Kementerian Koordinator Perekonomian untuk membicarakan tentang skema pembiayaan bagi petani. “Inovasi financing untuk petani,” kata pria yang akrab disapa Frangky tersebut.
Frangky mengatakan skema pembiayaan ini bisa berlaku untuk para petani yang menanam tanaman tahunan seperti kelapa sawit, atau tanaman musiman seperti jagung dan padi. Ia berharap kalau nantinya hal ini bisa sesuai dengan semangat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
DIKO OKTARA