TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memastikan kebutuhan pasokan uang hingga akhir tahun aman karena posisi kas bank sentral sangat cukup. “Satuan kerja posisi sudah hijau, tinggal antisipasi penarikan dari perbankan," kata Kepala Grup Operasional Pengelolaan Uang Bank Indonesia Luctor E. Tapiheru di gedung Bank Indonesia, Selasa, 22 Desember 2015.
Luctor mengatakan strategi yang dilakukan sampai akhir tahun adalah memasok uang tunai ke satuan kerja di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan menjaga posisi kas yang aman. "Kami punya kebijakan agar setiap perbankan menjaga kas minimum mereka,” tuturnya.
Baca Juga:
Besar pasokan uang yang dikerahkan bank sentral, menurut Luctor, berkisar 1,5 bulan outflow. “Misalnya, dalam 1 bulan outflow sebulan Rp 10 triliun, minimal bank menyimpan dana Rp 15 triliun,” ujarnya. “Sekarang semua posisinya hijau.”
Lebih jauh, Luctor menambahkan, bank sentral juga menggunakan pihak ketiga untuk distribusi di daerah yang tidak terlayani BI. "Kasnya mencapai Rp 30-200 miliar, bergantung pada pola penarikan di seluruh kantor kerja dan kami melihat aman," katanya. "Intinya, melayani penukaran uang di masyarakat daerah terpencil dan perbatasan.”
Bank Indonesia memperkirakan, pada Desember 2015, dari dana tunai Rp 80 triliun, yang ditarik 97 persen di antaranya berupa pecahan uang besar. "Pecahan Rp 20 ribu ke atas dan ini fenomena yang berbeda dengan siklus Lebaran. Siklus Lebaran 89 persen uang ditarik pecahan kecil," ujarnya.
Luctor mengingatkan bahwa menjelang akhir tahun akan terjadi penarikan tunai dengan jumlah besar, ditambah banyak kegiatan yang harus dibayarkan pada akhir tahun. "Kami mengimbau perbankan waspada jangan sampai kosong. Masyarakat juga tidak perlu panik dan khawatir," katanya.
ARKHELAUS W