TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan inflasi yang masih tinggi saat ini adalah dampak lanjutan dari kenaikan harga bahan bakar minyak pada Maret 2015. Inflasi pada kuartal I mencapai 6,39 persen dan meningkat jadi 6,79 persen pada April 2015.
"Meski terkendali, inflasi Indonesia masih paling tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara," kata Agus di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015. Negara lain, inflasinya di bawah 5 persen. Inflasi Filipina sebesar 2,29 persen, inflasi Malaysia 0,9 persen, deflasi Singapura 0,3 persen, dan deflasi Thailand 1 persen.
Baca Juga:
Agus optimistis sasaran inflasi pada tahun ini sebesar 4 plus-minus 1 persen dapat tercapai. Caranya, dengan koordinasi pemerintah dan Bank Indonesia. Dalam pidatonya di Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Agus mengapresiasi langkah pemerintah mereformasi kebijakan subsidi BBM.
“Itu akan dapat mengurangi lonjakan inflasi yang sering terjadi kalau ada penyesuaian harga BBM saat fiskal tertekan,” kata Agus.
Ruang fiskal yang terbentuk dari berkurangnya subsidi BBM, kata Agus, dapat digunakan untuk membangun infrastruktur yang dapat menambah daya saing. Selain itu tekanan inflasi juga dapat dikurangi. Dengan begitu tarif dapat dikendalikan, pendistribusian bahan pokok dapat dipersingkat, dan bantuan rakyat miskin dapat diberikan.
Selain itu, guna mengendalikan inflasi Kelompok Kerja Nasional TPID juga aktif melaksanakan 4-K. 4-K adalah hasil kesepakatan Rakornas TPID tahun lalu, yakni ketersediaan barang dan jasa, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif untuk kelola persepsi masyarakat terhadap harga-harga.
TRI ARTINING PUTRI