TEMPO.CO, Malang - Wali Kota Malang Mochamad Anton meminta pengemudi angkutan umum dalam kota menurunkan tarif setelah harga bahan bakar turun. Namun Anton sendiri belum merevisi surat keputusan mengenai tarif angkutan, khususnya mikrolet. "Karena harga minyak masih fluktuatif," Anton beralasan, Selasa, 20 Januari 2015. (Baca berita terkait: BBM Naik-Turun, Peraturan Bupati Tak Bergigi.)
Tarif mikrolet dalam Kota Malang sebesar Rp 4.000, atau naik dari yang semula Rp 3.000. Tarif tersebut dinaikkan sejak harga Premium menjadi Rp 8.500 per liter beberapa waktu lalu. Namun, setelah harganya diturunkan menjadi Rp 6.700 per liter, tarif angkutan itu belum direvisi. "Jangan ambil enaknya saja menaikkan tarif saat bahan bakar naik. Tapi, setelah bahan bakar turun, tarif tak segera turun," katanya.
Untuk membahas besaran tarif, Dinas Perhubungan Kota Malang akan mengadakan pertemuan dengan paguyuban sopir angkutan dan Organisasi Angkutan Darat setempat pada Rabu besok, 21 Januari 2015. (Baca: Harga BBM Turun, Organda Pikir-pikir Turunkan Tarif.)
Sejauh ini, di lapangan, tarif angkutan kota bervariasi, bergantung pada paguyuban setiap jalur. Sejumlah pengemudi memasang tarif Rp 3.000 dan Rp 3.500. Sedangkan tarif untuk pelajar Rp 2.000. "Tarif tak seragam. Kami menunggu ketetapan dari pemerintah," kata Ketua Paguyuban Jalur LG Achmad Chodar.
Menurut Chodar, pengemudi angkutan menyadari, dengan turunnya harga bahan bakar, tarif mikrolet juga otomatis turun. Untuk itu, ia berharap pemerintah segera memutuskan dan menetapkan besaran tarif tersebut agar tak terjadi perbedaan antara jalur satu dan jalur lainnya. Sebab, jika tarif berbeda-beda, penumpang dan pengemudi bingung. (Baca pula: Organda Siap Turunkan Tarif Angkutan 5 Persen.)
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Bob Sadino, Celana Pendek, dan Ajaran Agama
Bob Sadino Dimakamkan di Samping Istrinya
Bob Sadino Wafat di Rumah Sakit Pondok Indah
Bob Sadino Pernah Diusir DPR, Bagaimana Ceritanya?
Bob Sadino, Melly Manuhutu, dan Pertanian Organik