TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Perindustrian Muhammad Suleman Hidayat memanggil beberapa asosiasi pangan membahas tren melambungnya harga pangan menjelang pada bulan puasa Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Rapat juga dihadiri Menteri Perdagangan dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. "Untuk koordinasi," katanya di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2013.
Tujuan rapat menemukan penyebab tingginya harga dan menargetkan kestabilan harga kebutuhan pokok di pasaran. Hidayat mengatakan rapat menyinggung penanganan jangka menengah dan panjang program ketahanan pangan. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan seretnya suplai bahan pokok akan diantisipasi melalui impor. "Dibahas di dalam rapat," katanya.
Gita menyoroti tingginya harga daging sapi di pasaran. Menurut dia mahalnya harga daging sapi disebabkan pasokan daging dari peternak domestik tidak mencukupi kebutuhan. Tingginya harga daging mulai terasa sejak kuartal terakhir tahun lalu. Daging sapi dibanderol pada harga Rp 85 ribu per kilogram. Harga normal daging ruminansia itu pada kisaran Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram.
Harga daging tak kunjung murah, masyarakat direpotkan harga bawang putih dan bawang merah yang meroket. Harga kedua bahan pokok ini melambung hingga Rp 40 ribu per kilogram. Pada Juni lalu, di Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat, harga jengkol juga merangkak menjadi Rp 50 ribu per kilogram akibat seretnya suplai.
Pasca pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada 22 Juni lalu, harga bahan pangan diprediksi naik. Beberapa kalangan memprediksi puncak inflasi harga terjadi pada akhir Juli ini. Pemerintah optimistis gejolak inflasi akan mereda pada periode September dan Oktober mendatang.
NINIS CHAIRUNNISA | AKBAR
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh
Baca Juga:
Ini Pengakuan Penulis Buku SD 'Porno' Anak Gembala
Alex Noerdin Batal Jadi Gubernur Sumatera Selatan
Sefti Ingin Jenguk Fathanah di Bilik Asmara