TEMPO.CO, Jakarta - Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran. Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan stok komoditas pangan aman, khususnya untuk komoditas gula konsumsi, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur ayam, ikan, dan garam konsumsi.
"Untuk itu, masyarakat diimbau tidak khawatir dan tetap berbelanja kebutuhan pangan secara bijak," ujarnya lewat keterangan tertulis pada Kamis malam, 11 April 2024.
Frans mengatakan ID FOOD turut lakukan penyediaan dan penyaluran stok komoditas tersebut agar ketersediaan selama dan usai Lebaran di tingkat masyarakat aman. Untuk gula konsumsi, menurut dia, stok selama dan setelah Lebaran tahun ini masih terkendali.
Adapun, selama puasa dan Lebaran ini ID FOOD memiliki stok gula sebesar 67,5 ribu ton. Pasokan ini merupakan hasil produksi sendiri dan pengadaan luar negeri atau impor. ID FOOD mengoptimalisasi stok cadangan pangan pemerintah (CPP) gula ini dengan cara mendistribusikannya kepada masyarakat untuk memenuhi permintaan yang melonjak pada momen Lebaran dan setelahnya.
Sementara untuk komoditas minyak goreng, sampai dengan awal April 2024 ID FOOD telah mendistribusikan minyak goreng sebanyak 9,5 juta liter di 24 provinsi. Angka tersebut merupakan jumlah total pendistribusian sejak Januari 2024 yang dilakukan tiga anak perusahaan ID FOOD di sektor perdagangan dan distribusi.
Ketiga perusahan itu adalah PT Perusahan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Rajawali Nusindo, dan PT GIEB Indonesia. Khusus untuk menghadapi HBKN Lebaran, selama periode Maret-April 2024, ID FOOD mendistribusikan 5,1 juta liter minyak goreng.
Sedangkan untuk komoditas daging sapi, ID FOOD melalui PT Berdikari mendorong pendistribusian stok melalui pasar murah serta outlet Gerai Daging Berdikari secara daring maupun luring. Untuk membantu masyarakat mendapatkan daging sapi dengan berbagai varian dan harga, Berdikari menyediakan paket daging sapi dalam bentuk parting atau bagian-bagian tertentu dengan harga terjangkau.
Untuk menjaga pasokan dan stabilisasi harga komoditas telur dan daging ayam, ID FOOD menyalurkan bantuan pangan penanganan stunting, yang telah dimulai kembali sejak 15 Maret 2024. Melalui penyaluran tahap 1 tahun 2024 ini, sejumlah 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di 7 provinsi akan mendapat bantuan pangan berupa paket 1 kg daging ayam dan 10 butir telur sebanyak 3 kali. Sampai dengan 6 April ini telah disalurkan bantuan pangan telur dan daging ayam sebanyak 16 ribu paket.
Untuk komoditas ikan, ID FOOD melalui PT Perikanan Indonesia sejak minggu keempat Maret 2024 telah menyiapkan stok sekitar 1.300 ton yang tersimpan di 12 cabang dan 21 unit perwakilan wilayah yang tersebar di sejumlah titik di Indonesia. Stok tersebut meliputi ketersediaan ikan konsumsi harian rumah tangga, seperti Tongkol, Gurita, Kembung, Layang, Deho, Salem, Cakalang, Baby Tuna dan Bandeng.
Menurut Frans, momen musim panen ikan masih berlangsung hingga saat ini sehingga stok ikan dipastikan aman untuk memenuhi permintaan Lebaran yang meningkat di kisaran 20-30 persen dibanding bulan lainnya.
Sementara untuk stok komoditas garam konsumsi, ID FOOD menyiapkam pasokan melalui PT Garam. ID FOOD mencatat sampai awal April 2024, perusahaan memiliki stok sebanyak 227 ribu ton.
Selain melakukan stabilisasi stok sejumlah komoditas pangan, Frans mengatakan ID FOOD juga turut aktif meningkatkan pelaksanaan pasar murah melalui partisipasi Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diinisiasi NFA. Pada periode Maret-April ini ID FOOD telah melaksanakan 151 pasar murah di sejumlah Kota/Kabupaten. Jumlah ini melampaui target yang disiapkan, yaitu sebanyak 100 pasar murah HBKN Maret-April.
Dia berharap upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan yang telah dilakukan dapat membantu masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok yang berkualitas dengan harga terjangkau. Frans mengatakan, saat ini pihaknya beserta jajaran ID FOOD langsung fokus untuk menjaga pasokan dan harga pangan setelah hari raya dan libur Lebaran.
Pilihan Editor: Arus Balik Lebaran, Menhub Minta Truk 3 Sumbu atau Lebih Tak Beroperasi
