TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya kebutuhan dolar Amerika Serikat rutin dari korporasi menjelang akhir bulan menahan laju apresiasi rupiah. Permintaan dolar AS perusahaan untuk membiayai impor dan membayar utang dalam bentuk valas sedikit membebani mata uang lokal.
Optimisme para pelaku pasar bahwa Pemerintah dan Kongres Amerika Serikat dapat mencapai kesepakatan mengenai tebing fiskal (fiscal cliff) untuk menghindari kenaikan pajak dan pemangkasan anggaran membuat mata uang Asia sore ini menguat.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis, 29 November 2012, ditutup melemah tipis 1 poin ke level 9.600 per dolar AS. Rupiah sempat melemah hingga ke level 9.615 per dolar AS. Dan menjelang pasar tutup, rupiah mampu berbalik menguat.
Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, mengemukakan, sepanjang pekan ini, tren rupiah cenderung menguat, walaupun dalam kondisi akhir bulan dengan kebutuhan dolar AS yang biasanya meningkat.
“Ekspektasi membaiknya data neraca perdagangan Indonesia di bulan Oktober serta harapan tercapainya kesepakatan pagu defisit anggaran untuk menghindari tebing fiskal Amerika masih akan menopang apresiasi rupiah,” katanya.
Penguatan rupiah masih tertahan karena kondisi akhir. Awal bulan nanti baru dapat melanjutkan apresiasinya. Diperkirakan, pada bulan Oktober lalu, neraca perdagangan Indonesia kembali surplus, dan para pelaku pasar melakukan antisipasi sebelum dirilis oleh Badan Pusat Statistik minggu depan.
Akan segera dicairkannya pinjaman bagi Yunani dan harapan tercapainya kesepakatan masalah fiscal cliff Amerika kembali memicu animo pelaku pasar melepas dolar AS dan mengalihkan dalam mata uang yang berimbal hasil tinggi di pasar berkembang di Asia, seperti rupiah.
Mata uang sore ini sebagian besar menguat mengikuti kenaikan harga saham di bursa. Dolar Singapura menguat 0,15 persen ke 1,2206, won Korea Selatan terapresiasi 0,19 persen ke 1.083,34, ringgit Malaysia menguat 0,25 persen 3,0408, dan baht Thailand juga naik 0,03 persen menjadi 30,72 per dolar AS.
Yen Jepang melemah 0,07 persen ke 82,14 per dolar AS, euro menguat 0,26 persen ke US$ 1,2987, pound sterling terapresiasi 0,09 persen ke US$ 1,6028, dan indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia melemah 0,2 poin ke level 80,136.
VIVA B. KUSNANDAR