Selama ini dana subsidi raskin diterima pada pertengahan tahun, padahal Bulog mengandalkan pinjaman dari bank untuk pengadaan beras. Jika dana cair lebih awal seperti saat ini, pengeluaran untuk bunga bank bisa ditekan.
Anggaran untuk subsidi raskin sekitar Rp 15 triliun selama ini tagihannya biasa dibayar Juli. Padahal beras sudah dibeli Bulog dengan anggaran kredit komersial. “Sekarang pemerintah membayarkan subsidi raskin pada Maret-April," ujar Sutarto hari ini.
Sutarto menambahkan, penghematan biaya bunga bank tersebut dapat digunakan oleh Bulog untuk melakukan pengadaan beras di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Dengan penghematan Rp 1 triliun dari penghematan bunga bank, Bulog juga bisa membeli beras di tingkat petani maksimum seharga Rp 5.400 per kilogram. Saat ini HPP untuk beras seharga Rp 5.060 per kilogram. Beras yang dibutuhkan oleh Bulog untuk melakukan penyaluran raskin per bulan sebanyak 260 ribu ton.
Karena bisa melakukan penghematan tersebut, Bulog berencana menambah stok Cadangan Beras Pemerintah hingga 1 juta ton. Beras ini yang akan digunakan untuk stabilisasi saat harga bergejolak dan untuk penyaluran beras saat bencana alam.
"Dengan Rp 1 triliun itu bisa dapat 150-160 ribu ton beras. Saat ini cadangan beras pemerintah tinggal 390 ribu ton karena tahun ini sudah keluar 150 ribu ton. Ke depan kami berusaha meningkatkan cadangan beras pemerintah," ujarnya.
Berdasarkan data yang dirilis Bulog, penyaluran raskin sampai hari ini mencapai 1,17 juta ton. Sedangkan, operasi pasar yang sudah dilakukan Bulog sepanjang empat bulan pertama tahun ini sebanyak 152 ribu ton. Sedangkan untuk pembelian beras komersial realisasi sebanyak 67 ribu ton dari kontrak sebanyak 85 ribu ton.
ROSALINA