TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Mandiri menyatakan telah megucurkan kredit usaha mikro kepada lebih dari 545 ribu debitor tahun ini senilai Rp 6,5 triliun. Angka ini tumbuh 45 persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 4,5 triliun.
Bank Mandiri mencatat, portofolio kredit terbesar di sektor perdagangan, yakni sebesar 49,5 persen dari total portofolio kredit mikro atau Rp 3,2 triliun. Disusul sektor jasa, yakni sekitar 40,4 persen dari total portofolio kredit mikro atau Rp 2,6 triliun. Dengan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan gross) Mikro di kisaran 4 persen.
”Kami melihat potensi sektor mikro sangat baik, sehingga kami ingin meningkatkan peran aktif untuk mengembangkan sektor yang menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi ini,” kata Senior Vice President Micro Business Development Bank Mandiri Tardi dalam siaran pers hari ini (16/1).
Tardi menambahkan, saat ini baru ada sekitar 30 persen dari total sekitar 16 juta usaha mikro dan kecil yang sudah menikmati fasilitas pembiayaan kredit mikro.
Untuk mendorong pembiayaan kepada sektor mikro, Mandiri mempermudah proses aplikasi dan persyaratan, kecepatan pelayanan, serta kedekatan melalui pembukaan jaringan kantor pelayanan hingga ke pasar tradisional.
Kredit mikro merupakan kredit dengan besar plafon maksimal Rp 100 juta, serta ditujukan untuk membiayai usaha-usaha mikro, termasuk usaha rumah tangga. Pada tahun ini, Bank Mandiri berencana menambah jumlah gerai mikro hingga sebanyak 400 gerai, sehingga total gerai mikro yang dimiliki menjadi 1.900 unit.
”Untuk melayani para pengusaha mikro, kami kini memiliki 7.500 pegawai yang diseleksi sesuai kebutuhan pengembangan bisnis di daerah masing-masing dikarenakan pegawai mikro harus dapat memahami kultur setempat,” katanya.
FEBRIANA FIRDAUS