Paket tersebut berupa tunjangan pensiun sebesar 6 persen dari upah yang diterima karyawan. Karyawan yang telah bekerja lebih dari 13 bulan diberi tambahan sebesar 4 persen. Sebagai syarat untuk mengikuti program ini, karyawan harus mendaftarkan diri dan bersedia menyisihkan dana dalam besaran yang sama.
Walmart juga memberikan plafon asuransi kesehatan sebesar US$ 500 bagi karyawan yang belum berkeluarga. Adapun karyawan yang telah berkeluarga atau memiliki tanggungan akan diberi plafon sebesar US$ 1.000.
Dalam memo kepada karyawan, perusahaan menjanjikan bonus besar jika toko, gudang, dan pusat distribusi menunjukkan kinerja yang baik.
Juru bicara Walmart, Dave Tovar, mengatakan tunjangan pensiun baru akan membantu para karyawan mempercepat pertumbuhan dana tabungan pensiun mereka.
"Berdasarkan masukan dari para karyawan, kami merancang ulang tunjangan untuk membuatnya lebih relevan dan sesuai dengan yang sudah dilakukan sebagian besar perusahaan," ujarnya.
Tovar enggan berkomentar mengenai apakah struktur tunjangan baru dapat menghemat keuangan perusahaan.
Asisten direktur kelompok advokasi serikat karyawan WakeUp Walmart, Jennifer Stapleton, memandang rencana perusahaan dari perspektif berbeda. Ia menilai pencabutan tunjangan bagi hasil sebagai pengurangan terhadap kompensasi yang diterima karyawan.
"Menuntut karyawan dengan upah yang dekat dengan tingkat kemiskinan agar membayar pensiun adalah kurang bijak dan jauh dari realitas kehidupan karyawan," ujar Stapleton.
Walmart tersebar di 15 negara di seluruh dunia dengan 1,4 juta karyawan. Setiap tahun perusahaan ini membukukan pendapatan dari semua cabangnya di dunia sekitar US$ 400 miliar. Sebagian besar pendapatan itu didapatkan dari toko yang terletak di Amerika Serikat.
REUTERS | AP | ANTON WILLIAM