TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha ritel berupaya untuk mendongkrak kinerja di sisa tahun ini. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen. “Peritel sedang berupaya rebound, kami mempunyai kesempatan untuk meningkatkan omzet untuk dapat menembus pertumbuhan double digit di akhir tahun,” ujar Ketua Koordinator Komunikasi APRINDO, Fernando Repi kepada Tempo, Selasa 1 Oktober 2019.
Fernando menuturkan optimisme itu dilatarbelakangi oleh permintaan domestik yang tetap kuat meski perekonomian global tengah melambat. “Kami berharap akan akan banyak event-event akhir tahun yang bisa menghasilkan pendapatan,” ujarnya. Sejumlah strategi pun dijalankan, mulai dari memberikan ragam promosi bekerja sama dengan supplier hingga diversifikasi produk yang dijual.
Baca Juga:
Fernando mengatakan terbaru peritel nasional maupun lokal berkomitmen untuk melakukan transformasi dan adaptasi teknologi digital untuk meningkatkan daya tarik konsumen. “Kami akan mulai meningkatkan customer experience ketika berbelanja di toko dengan teknologi, hingga pengelolaan big data, dan menciptakan program-program kreatif untuk konsumen” katanya.
Strategi ini telah lumrah dilakukan oleh peritel di luar negeri, dan terbukti ampuh meningkatkan omzet penjualan. “Jadi bisa dilihat di akhir tahun ini dan tahun depan pasti akan banyak sekali pengembangan teknologi dan aplikasi yang dilakukan peritel offline, mereka akan mulai melek dengan itu,” ucap dia.
Menurut Fernando, adaptasi teknologi sudah menjadi keharusan bagi peritel konvensional, mengingat perkembangan pola kebiayaan dan gaya hidup masyarakat, serta kehadiran peritel online di platform e-commerce yang kian marak. “Kami menghadapi perubahan stiuasi, tidak bisa diam saja, tinggal bagaimana masing-masing peritel melihat mana teknologi yang tepat dan sesuai untuk mereka adaptasi.”