TEMPO.CO, Jakarta - PT Perkebunan Sinar Mas 5 (PSM 5) tengah mendorong peremajaan atau replanting tanaman kelapa sawitnya yang berlokasi di Kecamatan Kandis, Siak, Kabupaten Siak, Riau. Program replanting anak usaha Sinar Mas Agribusiness and Food tersebut mulai diterapkan di lahan sawit seluas 84.755 hektare sejak 2012 lalu.
"Banyak tanaman tua sehingga secara bertahap untuk kebun inti mulai 2012 replanting. Sampai seterusnya diharapkan selesai pada 2027," ujar Chief Executive Officer PSM 5 Franciscus Costan saat ditanyai di lokasi perkebunan, Rabu, 13 September 2017.
Baca: Unilever Tunggu Hasil Penyelidikan Minyak Sawit Sinar Mas
Dari seluruh lahan PSM 5 yang berada di Siak, Kampar, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir, peremajaan baru diterapkan di lahan inti seluas 50.053 hektare. Saat ini, PSM 5 juga memiliki perkebunan plasma 32,972 hektare dan perkebunan swadaya 477 hektare.
Saat ini, baru 15 ribu hektare kebun sawit yang diremajakan. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang diproduksi setiap tahun pun baru mencapai 5-6 ton per hektare. "Jadi replanting untuk produktivitas kebun juga, lebih meningkatkan CPO (agar) bisa sampai 7-8 ton per hektare per tahun," katanya.
Franciscus pun memastikan akan bermitra dengan para petani swadaya lokal. Pasalnya, tak sedikit petani lokal kesulitan menangani tanaman uzur yang kualitas produksinya menurun.
Selain yang telah diremajakan, kata Franciscus, tanaman sawit di lahan PSM 5 ada yang sudah berumur 20-25 tahun. "Kami sebagai bapak angkat mendampingi peremajaan kebun swadaya. Dengan bibit bersertifikat, agronomis, serta sesuai dengan prinsip lingkungan, kita harap bisa meningkatkan produktivitas bersama,” ucapnya.
Franciscus berujar pihaknya menyiapkan Rp 50-60 juta untuk anggaran replanting per hektare. Anggaran itu antara lain untuk pengadaan bibit serta proses menanam dan memupuk tanaman hingga usia 3-4 tahun.
Peremajaan sawit, menurut Franciscus, juga menjauhkan korporasi dari upaya membuka lahan produksi baru. "Namun, untuk lahan petani swadaya, perlu kita cermati soal surat tanah yang belum lengkap atau apakah itu pernah ditanami. Kita mau lahan clear and clean agar sertifikasi tak bermasalah," katanya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE