PT SMART Kamis (1/4) lalu menunjuk dua badan sertifikasi internasional, Peterson Control Union Certification dan British Standard Institution, untuk memverifikasi laporan Greenpeace, organisasi pegiat lingkungan. "Kita akan menunggu laporan dua lembaga itu," kata External Affairs Manager Unilever Indonesia Rachmat Hidayat saat dihubungi Tempo, Ahad (4/4).
Rachmat mengaku tidak memberi tenggat kapan laporan hasil verifikasi itu selesai. Unilever, kata Rachmat, menginginkan agar laporan yang diperoleh nanti benar-benar sesuai fakta di lapangan. Unilever telah menghentikan pembelian minyak kelapa sawit dari SMART yang berlaku per April ini.
Kedua badan sertifikasi itu adalah hasil dari proses konsultasi antara SMART dan Unilever. "Kita mengajukan beberapa, dan SMART memilih dua lembaga itu," katanya. Meski ikut terlibat atas penunjukan dua badan sertifikasi itu, Unilever pun tak memberi tenggat selesainya laporan dua badan itu.
Pihak Unilever mempercayai kredibilitas kedua lembaga sertifikasi tersebut. "Kami percaya karena kami juga ikut menyarankan," katanya. Nantinya hasil verifikasi kedua lembaga ini akan dibandingkan dengan laporan Greenpeace yang selama ini dijadikan pegangan Unilever dan sejumlah perusahaan lain, seperti Nestle dan Cargill. "Ini titik awal untuk melihat laporan Greenpeace," katanya.
Laporan Greenpeace tersebut menyebutkan Sinar Mas telah melakukan konversi lahan secara ilegal dengan menanam sawit di lahan gambut, hutan alam, dan habitat orang tua. Namun Rachmat mengatakan akan melihat seperti apa laporan verifikasi Peterson Control Union Certification dan British Standard Institution. "Seperti apa laporannya, baru bisa diputuskan," katanya.
IQBAL MUHTAROM