Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penerimaan Pajak Seret, Ini Jurus-Jurus Sri Mulyani

image-gnews
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus berupaya menggenjot penerimaan pajak hingga akhir tahun. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penerimaan pajak sepanjang Januari hingga Agustus 2017 mencapai Rp 685,5 triliun. Jumlah tersebut baru 53,5 persen dari target pada APBN Perubahan 2017 sebesar Rp 1.283, 6 triliun. Pencapaian itu hanya selisih sekitar 7,5 persen lebih tinggi dari tahun lalu.

"Kami akan terus melihat realisasi penerimaan perpajakan kita, dari Juli, Agustus, September, ini adalah bulan di mana tahun lalu kami sudah mulai melakukan tax amnesty," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2017.

Simak: Menkeu Tingkatkan Target Penerimaan Pajak Rp 20 Triliun

Menurut Sri Mulyani, dalam tiga bulan terakhir, dampak dari pelaksanaan program pengampunan pajak (tax amnesty) tahun lalu akan mulai terasa pada penerimaan pajak tahun ini. Dia mengatakan tidak dapat dilakukan perbandingan yang setara antara pencapaian pajak tahun lalu dengan tahun ini, karena tax amnesty yang tidak berlangsung setiap tahun. "Tidak bisa apple to apple karena tahun lalu dari Agustus-September penerimaan dari sisi tax amnesty mengalami peningkatan yang sangat besar."

Sri Mulyani mengungkapkan pihaknya juga akan meninjau kembali basis data setelah tax amnesty, khususnya yang terindikasi dapat mendorong peningkatan potensi penerimaan pajak. "Pada semester II ini belanja pemerintah biasanya meningkat sangat tajam, biasanya dari belanja pemerintah, unsur penerimaan pajak cukup besar," ucapnya. Dia juga berkomitmen untuk terus mengupayakan peningkatan penerimaan perpajakan hingga akhir tahun.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak, Hestu Yoga Saksama menjelaskan penerimaan pajak hingga Rp 685,5 triliun terdiri atas Pajak Penghasilan non migas sebesar Rp 378 triliun, Pajak Penjualan dan Pajak Penjualan Barang Mewah sebesar Rp 267 triliun.

Selain itu setoran Pajak Penghasilan migas sebesar Rp 35 triliun, Pajak Bumi Bangunan hanya Rp 1,2 triliun, dan pajak lainnya senilai Rp 4,3 triliun. "PBB tahun lalu sudah Rp 15 triliun. Biasanya akan masuk pada bulan September," kata Yoga.

Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu yaitu pada Januari-Agustus 2016, penerimaan pajak hanya Rp 623 triliun. Pertumbuhan penerimaan dibandingkan tahun lalu meningkat 10,23 persen. Sedangkan, setoran pada bulan Agustus 2017 saja tercatat sebesar Rp 85 triliun, atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu yaitu Rp 87 triliun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yoga mengakui penurunan perolehan pajak itu disebabkan oleh pemerintah yang tak lagi menerima setoran tambahan dari amnesti pajak tahun lalu yang mencapai Rp 90 triliun. Dia berujar untuk mengejar target penerimaan hingga akhir tahun, pemerintah akan melakukan upaya ekstra. "Untuk yang sudah ikut amnesti, kami minta komitmennya untuk bayar pajak yang tidak sama seperti sebelum ikut tax amnesty. Untuk yang tidak ikut, ada kesempatan betulkan surat pelaporan tahunan," ujarnya.

Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal Pajak, Yon Arsal menjelaskan upaya ekstra lain yang dilakukan di antaranya adalah mengintensifkan pemeriksaan, dan penagihan. "Kami intensifkan penagihan untuk saldo-saldo dan tunggakan yang sudah inkrah, kemudian pemeriksaan dan pengawasan, juga ekstensifikasi," ucapnya.

Yon melanjutkan perkembangan posisi penerimaan pajak pada September 2017 juga penting untuk diperhatikan, karena dampak tax amnesty tahun lalu diperkirakan baru akan terasa pada bulan ini. "Evaluasi bisa lebih clear, karena September tahun lalu ada tax amnesty, jadi seberapa mampu kita meng-cover dari tax amnesty."

Yon menuturkan pihaknya juga akan memperhitungkan basis sata yang dimiliki. Dia berharap selisih penerimaan dibandingkan tahun lalu pun tidak akan terlampau jauh. "Kami sudah ada wajib pajak - wajib pajak yang sudah dikonsultasikan datanya ada sekian, lalu kami petakan kira-kira kapan dia akan cair," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo mengungkapkan jika dilihat tren penerimaan pajak tahun ini memiliki pola yang mirip dengan 2015 lalu. Jika pola penerimaan pajak di September dan seterusnya benar seperti pola pada 2015, dia memprediksi penerimaan tahun ini bisa mencapai 96 persen dari target. "Tapi kalau faktor tax amnesty signifikan bisa jadi hanya 88 persen, analisis tren ini harus memperhitungkan faktor September karena sifatnya khusus," katanya.

GHOIDA RAHMAH | PUTRI ADITYOWATI | VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

17 jam lalu

Ilustrasi Garuda Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.


Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

19 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunjungi kantor Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta pada 27 April 2024. Instagram
Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.


Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

20 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) didampingi jajarannya memasuki ruangan untuk memimpin konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 di Jakarta, Jumat 26 April 2024. Pendapatan negara hingga Maret 2024 sebesar Rp 620,01 triliun, belanja negara sebesar Rp 611,9 triliun, sehingga APBN surplus Rp 8,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.


Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Ilustrasi petugas Bea Cukai. Instagram/Beacukairi
Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?


Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Warung barokah  tempat berjualan  Nase Ramoy, nasi campur dengan olahan dari berbagai jerohan sapi di jalan Pintu Gerbang  Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Tempo/Rully Kesuma
Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.


Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?


Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Presiden Jokowi (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wapres Ma'ruf Amin saat Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 14 November 2019. TEMPO/Subekti.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.


Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

2 hari lalu

Ada banyak manfaat perdagangan internasional untuk masyarakat dan negara. Di antaranya bisa menggerakan perekonomian dan membuka lapangan kerja. Foto: Canva
Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.


Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Ilustrasi petugas Bea Cukai. Instagram/Beacukairi
Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.


Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunjungi kantor Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta pada 27 April 2024. Instagram
Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.