TEMPO.CO, Semarang - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 dikelola oleh konsorsium PT Bhumi Jati Power (BJP), terdiri dari Sumitomo Corporation, PT United Tractors Tbk, dan The Kansai Electric Power Co. Masing-masing perusahaan itu menginvestasikan 50 persen dan 25 persen saham.
Baca juga: PLTU Jawa 4 Siap Beroperasi 2021
"Sumitomo Corporation 50 persen saham, sedangkan PT United Tractors Tbk dan The Kansai Electric Power Co., Inc masing-masing 25 persen saham, “ kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Amir Rosidin, Ahad 3 September 2017.
Menurut Amir, pembangunan proyek PLTU Jawa 4 di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah diharapkan semakin memperkuat sistem kelistrikan di Jawa-Bali. “Dengan adanya penambahan pasokan listrik, maka kebutuhan listrik masyarakat, baik untuk sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri akan terpenuhi,” kata Amir.
PLTU Jawa 4 memberikan kontribusi penguatan daya listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali yang akan terhubung ke saluran transmisi 500 kV Tanjung Jati-Tx Ungaran. Amir menyebutkan pembangunanPLTU itu bagian dari target produksi listrik 35.000 mega watt dan 109 pembangkit secara nasional.
PLTU Jawa 4 dibangun di atas lahan seluas 77,4 ha. Proyek ini ditargetkan akan rampung dalam kurun waktu sekitar 50 – 54 bulan yang dimulai sejak April 2017 dan beroperasi pada Mei 2021 dan September 2021. Pembangkit itu menggunakan teknologi terbaru ultra-super-critical (USC) yang beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air yang mampu menyeimbangkan fase gas dan cair sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.
"Pembangkit listrik dengan teknologi USC memiliki efisiensi sekitar 8 hingga 10 persen dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batubara lainnya,” katanya.
Pembangunan PLTU Jawa 4 berkapasitas 2x1.000 MW ini menggunakan skema BOT (build, operate and transfer) dengan jangka waktu 25 tahun sejak commercial operation date. Proyek ini menelan biaya investasi sekitar US$4,2 miliar dengan sumber pembiayaan dari project financing, yang sebagian dananya berasal dari penyertaan modal perusahaan sponsor dan selebihnya berasal dari pinjaman.
Presiden Direktur PT Bhumi Jati Power, Satoshi Matsui menyatakan pembiayaan proyek PLTU Jawa 4 dibiayai dana pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi tujuh bank komersial meliputi Mizuho Bank, Ltd., Sumitomo Mitsui Banking Corporation, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Sumitomo Mitsui Trust Bank, Limited, Mitsubishi UFJ Trust and Banking Corporation, The Norinchukin Bank, dan Singapore's Oversea-Chinese Banking Corporation Limited yang dijamin oleh NEXI Overseas Investment Insurance.
Pinjaman itu disebutkan sebagai upaya mendukung pembangunan ketersediaan listrik nasional. “Kami selalu berupaya untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di sektor tenaga listrik. Termasuk keterlibatan kami dalam pembangunan proyek Perluasan Tanjung Jati B atau PLTU Jawa 4,” kata Satoshi Matsui.
EDI FAISOL