TEMPO.CO, PADANG — Akibat gempa 6,2 sala Richter yang mengguncang Sumatera Barat yang terjadi dini hari, Jumat 1 September 2017, warga Sikabaluan di Siberut Utara mulai mengungsi ke Tamairang, bukit yang dijadikan tempat pengungsian.
“Gempanya sangat kuat, banyak yang khawatir terjadi tsunami, kebanyakan warga sedang berjaga di depan rumah, dan satu persatu mulai mengungsi ke Tamairang membawa keluarganya dengan sepeda motor, walaupun saat ini hujan sedang turun,” kata Bambang Sagurung, Warga Sikabaluan.
Tamairang berada berjarak 3 kilometer dari Desa Sikabaluan yang dapat ditempuh selama 15 menit dengan sepeda motor atau berlari.Bambang mengatakan warga Siberut sudah siap siaga setiap kali ada gempa besar.
Mereka langsung mengungsi ke Tamairang. Warga juga sudah membangun pondok-pondok tempat pengungsian yang permanen, sehingga tiap kali gempa besar mengungsi tanpa harus membawa barang-barang perlengkapan seperti makanan, air atau selimut. Karena sudah mereka siapkan dalam pondok-pondok pengungsian.
Pondok tempat evakuasi juga sudah dilengkapi peralatan rumah tangga lainnya, peralatan memasak, bantal, selimut, tikar, bahkan kasur.
FEBRIANTI