TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan semen PT Holcim Indonesia Tbk turun 10 persen menjadi Rp 4,28 triliun pada semester pertama 2017 (unaudited). Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan emiten berkode saham SMCB itu mencetak penjualan Rp 4,77 triliun.
Menurut CEO Holcim Gary Schutz, penurunan penjualan semen terjadi di tengah kondisi pasar yang dinamis dan tidak seimbang. Pasokan semen jauh di atas permintaan. Kinerja Holcim juga turut terkena dampak aktivitas konstruksi terutama saat Ramadan di kuartal kedua.
“Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar 10 persen menjadi Rp 4.288 miliar,” kata Gary Schutz dalam pesan resminya, Selasa, 1 Agustus 2017.
Meski demikian, ada penurunan biaya hingga 2 persen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan program efisiensi. Pada semester 1, laba bruto perusahaan tercatat Rp 622 miliar, turun 38,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,01 triliun.
Lalu EBITDA operasional turun dari Rp 745 miliar menjadi Rp 367 miliar. Hal ini menyebabkan laba operasional perusahaan menjadi merugi Rp 153 miliar dari sebelumnya laba Rp 183 miliar pada semester pertama 2017. Dengan demikian, sepanjang semester 1, perusahaan mencetak rugi (unaudited) Rp 436 miliar dari sebelumnya merugi Rp 51 miliar.
Asosiasi Perusahaan Semen Indonesia menyatakan, konsumsi semen nasional tercatat hanya 29 juta ton pada semester pertama tahun ini atau turun 1,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. Perlambatan penyerapan dari sektor perumahan dianggap sebagai penyebab selain libur panjang yang menunda proyek-proyek pembangunan pada periode enam bulan pertama tahun ini.
Baca: Semen Satu Harga, Begini Upaya Pemerintah Libatkan BUMN
Meski begitu, menurut Gary, dalam semester kedua diproyeksikan akan terjadi peningkatan seiring dengan kembali aktifnya kegiatan konstruksi dan sentimen positif terhadap estimasi proyek-proyek yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Untuk meningkatkan penjualan di semester kedua, setelah Holcim mendapatkan kepercayaan sebagai mitra dalam revitalisasi fasilitas publik seperti jalur pejalan kaki yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat ibu kota Jakarta, Holcim kini dipercaya untuk mendukung peremajaan kompleks olahraga nasional, Gelora Bung Karno (GBK), sebagai bagian dari persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
“Kami memiliki banyak hal untuk ditawarkan selain bahan bangunan. Kami memiliki solusi, keahlian, dan pengalaman untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam,” ujar Gary Schutz.
Perusahaan baru-baru ini mengadakan peletakkan batu pertama dan penandatanganan nota kesepahaman untuk fasilitas pengelolaan limbah perkotaan (municipal solid waste) sebagai pengganti bahan bakar turunan (refuse derived fuel) yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah, pada 26 Juli 2017.
Proyek kolaborasi Holcim, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutanan, dan pemerintah Denmark ini diharapkan dapat selesai pada 2018. Fasilitas ini dirancang untuk dapat mengolah hingga 120 ton limbah domestik per hari dengan metode bio-drying, dan menjadi pengganti bahan bakar pada produksi semen Holcim di Cilacap. Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi percontohan untuk mengatasi masalah limbah perkotaan dan menciptakan nilai tambah untuk pelestarian lingkungan di Indonesia.
DESTRIANITA