TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jaringan pipa gas Gresik-Semarang sampai sekarang progresnya baru mencapai 29 persen. Padahal, proyek tersebut telah dilelang pembangunannya sejak 2006 alias mandek selama 11 tahun.
Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Fanshurullah Asa, pipa gas Gresik-Semarang semestinya sudah selesai dibangun pada Mei 2017. Namun pembangunan yang dilakukan oleh PT Pertagas itu sampai sekarang masih terkendala pembebasan lahan.
"Jadi progres pipa tertanam baru 77,6 km dari 266,28 km baru 29 persen engineering 93 persen, pengadaan 99 persen, dan konstruksi 37,5 persen," kata Fanshurullah Asa dalam rapat kerja dengan Komisi Energi di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 17 Juli 2017.
Ia menerangkan, saat ini lahan yang belum dibebaskan untuk pembangunan pipa gas tersebut sebesar 60 kilometer. "Ini karena terdapat crossing pipa yang membebani usaha lain, dan ada ditemukan pipa TBBM," ucap Ifan.
Baca: Konten Radikal, CEO Telegram Akui Lamban Penuhi Permintaan RI
Untuk menindaklanjutinya, BPH telah meminta Pertagas untuk menambah tim percepatan oembebasan lahan dan meminta komitmrn supaya proyek tersebut dapat segera diselesaikan.
Kemarin, BPH Migas mengikuti rapat kerja dengan Komisi Energi untuk memaparkan progres pembangunan pipa gas yang sedang digarap. Proyek-proyek itu antara lain pipa Gresik-Semarang, pipa Gresik Pusri, pipa Duri Dumai dan PK 52 Tanjung Batu.
Ifan menerangkan, progres pembangunan pipa transmisi Gresik Pusri dengan panjang 176 km, sampai saat masih dalam progres. Adapun pada saat proses lelang telah EPC ditetapkan PT Rekaya Industri sebagai pelaksana pembangunan pipa.
Lihat: Penanaman Pipa Gas Bumi Gresik-Semarang Capai 29 Persen
Yang menjadi kendala dalam proyek ini kata dia terkait izin prinsip dari Provinsi Sumatera Selatan, sehingga secara non prinsip membutuhkan bantuan. "Untuk pembebasan lahan, walaupun lahan ikuti pipa pertamina. Ada crossing pipa milik ConocoPhilips dan kami menunggu persetujuan izin prinsip," kata dia.
Adapun untuk pembangunan pipa transmisi Duri Dumai, jaringan pipa 67 km masih dalam progres. PGN dan Pertagas berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan pipa gas ini. Sedangkan untuk pipa PK 52 Tanjung Batu, PLN yang mengambil alih penugasan dari Pertamina akan melanjutkan pembangunan pipa tersebut ke Tanjung Baru untuk keperluan listrik di Kalimantan Timur.
Adapun pipa ini memiliki ukuran 16 inci dengan panjang 55 kilometer. "Kami harapkan pembangunan ini bisa dilaksanakan pada 2017," kata dia.
DESTRIANITA