TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menuturkan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi akan melakukan kunjungan kerja ke Nigeria pada 3-6 Juni 2017. Kunjungan itu bertujuan menunjukkan komitmen Indonesia meningkatkan hubungan dan kerjasama negara di Afrika.
Menurut Arrmanatha, Afrika miliki potensi besar dan salah satu pasar non tradisional yang penting bagi Indonesia. Dalam kunjungannya nanti, kementerian akan didampingi oleh beberapa delegasi bisnis. "Mereka bakal meningkatkan kerjasama di sektor palm oil,” kata dia di Kementerian Luar Negeri, Jumat, 2 Juni 2017.
Baca: Afrika, Prioritas Penjualan Produk Industri Strategis 2017
Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri Daniel Simanjuntak menuturkan dalam kunjungannya, Menteri Retno tidak akan mengunjungi semua negara di Afrika. Tapi hanya fokus ke Nigeria. Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mochammad Fachir, kata dia, juga akan melakukan kunjungan kerja pada 7-10 Juni 2017 ke Senegal dan Kenya. Poin pentingnya adalah diplomasi ekonomi sebagai strategi awal kerjasama.
Baca: Produk Makanan RI Terjual Rp 30,2 Miliar di Afrika
Daniel memastikan akan ada penandatanganan kontrak antara pemerintah Indonesia dan negara-negara Afrika yang dikunjungi awal Juni ini. Ia menyebutkan kunjungan bilateral ini memiliki sisi historis. Sebab, biasanya Menteri Luar Negeri ke Afrika mendampingi Presiden.
Selain itu, ujar Daniel, pihaknya juga akan membahas perihal tarif yang tinggi pada sektor perdagangan antara Indonesia dan Afrika. “Pembahasan hal-hal untuk menurunkan tarif, jenis barang yang diperdagangkan,” katanya.
Sebagai tindak lanjutnya, akan ada satu agenda penting yaitu program Afrika Forum pada 2018. Daniel menuturkan akan mengupayakan kegiatan itu dilaksanakan di Indonesia. Tujuannya untuk mendorong kerjasama ekonomi lebih konkrit.
Bahkan Menteri Perdagangan Airlangga Hartarto juga rencana akan berkunjung ke Afrika. “Sehingga pemerintah akan ada strategi besar untuk Afrika,” ujar Daniel. Ia menambahkan sektor maritim juga akan dibahas yang berujung pada undangan kepada Afrika untuk menghadiri dialog maritim di Indonesia tahun depan.
DANANG FIRMANTO