TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan pemanduan kapal di Selat Malaka yang dilakukan Kementerian Perhubungan sangatlah berharga. Kegiatan ini menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak hanya berharga bagi penerimaan negara, tapi juga soal promosi.
"Petugas pandu adalah duta yang promosikan kalau Indonesia tak seperti dulu lagi," kata Budi di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa, 11 April 2017.
Baca: Pelabuhan Kuala Tanjung Beroperasi Semester II 2017
Budi mengatakan kegiatan pemanduan di Selat Malaka bisa menjadi promosi Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan dijadikan hub internasional jika telah beroperasi nanti. Terlebih negara tetangga sudah lama melakukan kegiatan pemandu kapal.
"Singapura dan Malaysia sudah sejak dulu lakukan ini."
Menurut Budi, kegiatan pemanduan kapal juga menguntungkan bagi kapal-kapal yang berlayar di Selat Malaka. Alasannya karena kapal-kapal yang dipandu akan mendapatkan jaminan ganti rugi asuransi, jika terjadi kecelakaan.
Direktur Kepelabuhanan Kementerian Perhubungan Mauritz Sibarani mengatakan kapal-kapal yang berlayar di Selat Malaka banyak membawa muatan minyak dan gas. Sehingga dengan kegiatan pemanduan ini, diharapkan kecelakaan dan pencemaran
lingkungan bisa dikurangi.
Simak: Tarif Tol Jakarta-Merak Berubah, dari Rp 8,000 Jadi Rp 7.000
Kegiatan pemanduan di Selat Malaka sudah dilaunching di Batam, Senin 10 April 2017. Kapal yang dipandu bernama Tangguh Batur dan akan dilakukan lagi di 21 April nanti. Rencananya kegiatan pemanduan kapal ini akan dilakukan sebanyak dua kali
dalam sebulan.
DIKO OKTARA