TEMPO.CO, Jakarta - Hasil investasi industri asuransi jiwa pada Februari 2017 menurun di tengah meningkatnya pendapatan premi dan laba setelah pajak secara signifikan. Data Otoritas Jasa Keuangan tentang Statistik Asuransi per Februari 2017 menunjukkan akumulasi hasil investasi asuransi jiwa menurun 37,14 persen (year-on-year/yoy).
Jika pada bulan yang sama tahun lalu realisasinya mencapai Rp 4,13 triliun, pada Februari 2017 hasil investasi hanya mencapai Rp 2,60 triliun. Padahal total pendapatan premi sektor asuransi jiwa tercatat senilai Rp 21,41 triliun atau bertumbuh 23,66 persen (yoy) dan akumulasi laba setelah pajak sektor asuransi jiwa bahkan masih meningkat 32,39 persen (yoy) menjadi Rp 1,46 triliun.
Baca: Jokowi dan Mati Surinya Pembangkit Listrik
Pada Januari 2017, akumulasi hasil investasi asuransi jiwa sempat anjlok hingga 69,30 persen (yoy), sedangkan pendapatan premi dan laba setelah pajak meningkat signifikan, masing-masing 37,07 persen dan 212,06 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai pelaku asuransi jiwa tetap optimistis hasil investasi terus membaik dan memberikan imbal hasil maksimal pada akhir tahun.
Menurut Togar, instrumen investasi, seperti reksa dana, saham, dan surat berharga negara (SBN), masih akan menjadi andalan pelaku sektor dengan karakteristik kewajiban jangka panjang ini. Apalagi saat ini indeks harga saham gabungan (IHSG) tengah menunjukkan tren positif.
"Return reksa dana, saham, dan SBN akan tetap tinggi. IHSG tembus 5.600 dan diproyeksikan bisa tembus 6.000 hingga akhir tahun," katanya, Minggu, 9 April 2017.