TEMPO.CO, Jakarta - Belum setahun di Indonesia, Presiden Direktur PT 3M Sashidharan Sridharan dihadapkan pada masalah serius. Produk buatan perusahaannya dipalsukan dan beredar luas di Tanah Air. Tak main-main, produk yang dipalsukan adalah alat pelindung pernapasan (masker) untuk pekerja.
“Yang mengejutkan, produk tiruan yang mendompleng merek kami itu buatan dalam negeri,” kata Sashidharan kepada Tempo, Jumat, 24 Maret 2017 di kantornya. Produk 3M tersebar untuk berbagai keperluan industri, seperti otomotif (kaca film, sistem insulasi kendaraan, alat bantu pengecatan) dan pengeboran minyak (penyaring tumpahan minyak, alat bantu pengeboran).
Adapun produk lain yang dijual di pasar, di antaranya alat tulis (notes post it dan pita perekat) serta alat rumah tangga (alat pel dan spon pencuci piring). Berikut ini kutipan wawancara Tempo dengan Sashi.
Seberapa serius praktek pemalsuan produk 3M di Indonesia?
Kasus pemalsuan produk tak cuma di Indonesia, di negara lain, seperti Cina dan wilayah Afrika, kasus serupa juga banyak ditemukan. Kami terkejut ketika menemukan produk kami (masker tipe N95) ada tiruannya dan disinyalir buatan dalam negeri.
Produk tiruan ini sangat mirip dengan aslinya, sangat sulit dibedakan secara kasat mata, bahkan harga jualnya menyamai harga produk kami. Ini merugikan konsumen.
Apa yang Anda lakukan untuk memerangi pemalsuan ini?
Kami mengedukasi konsumen supaya bisa membedakan produk tiruan dengan yang asli. Namun, karena secara fisik sangat sulit dibedakan, kami menciptakan sistem yang memungkinkan distributor dan konsumen bisa mengecek keaslian produk dengan cara memasukkan nomor seri ke dalam situs kami. Jika nomor serinya cocok, produknya dipastikan asli.
Apakah rencana akuisisi Scott Safety senilai US$ 2 miliar?
Portofolio dan pengalaman kami di bidang K3 sangat banyak dan sudah teruji. Akuisisi ini akan memperluas cakupan produk 3M. Scott Safety merupakan perusahaan yang berfokus pada bidang penanganan dan pencegahan kebakaran. Dengan bergabungnya perusahaan ini, maka keahlian kami semakin luas.
Apakah 3M di Indonesia akan berfokus ke produk tertentu?
Pabrik kami di Bekasi membuat banyak produk kesehatan untuk konsumen, seperti masker antipolusi untuk pemakaian sehari-hari. Namun, di pabrik tersebut, kami juga menyiapkan produk untuk dipasok ke industri lain, seperti otomotif. Saat ini, kami memasok untuk Toyota, Daihatsu, dan Honda. Kami tidak memilih satu sektor dan melupakan sektor lain. Sebab, dengan begitu banyaknya lini produk yang dimiliki, kami percaya bisa masuk ke semua segmen.
Sektor mana yang paling potensial untuk digarap?
Saat ini, sektor konstruksi sedang bergairah. Ini menjadi celah bagi kami, baik untuk lini produk K3 maupun lini produk lain yang mendukung. Rencananya, kami juga mencoba memperkenalkan sistem pembayaran jalan tol elektronik (e-toll) ke Indonesia.
PRAGA UTAMA