TEMPO.CO, Jakarta - Analis Teknikal dari PT Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah, menilai netral saham PT Astra International Tbk (ASII), perusahaan konglomerasi di bidang otomotif, alat berat, jasa pertambangan, jasa keuangan hingga properti itu. Sebab, dia menilai realisasi laba bersih yang dibukukan Astra sepanjang 2016 lalu sesuai dengan ekspektasi.
“Tren harga saham ASII sedang sideways dengan rentang pergerakan support dan resisten jangka pendek antara Rp 7.900 dan Rp 8.200 per saham,” ujarnya dalam hasil riset yang dipublikasi, Selasa, 28 Februari 2017.
Menurut Hadiyansyah, laba bersih Astra pada kuartal IV 2016 yang sebesar 3,9 triliun menurun 7 persen secara kuartal per kuartal atau 57 persen secara tahunan. Kondisi itu akibat kontribusi rugi bersih Rp 2,4 triliun yang dicatatkan anak usaha PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Baca: Tingkatkan Laba, PP Properti Terbitkan Saham di Right Issue
Kinerja kuartal IV tersebut mengakibatkan, setahun penuh pada 2016, perseroan membukukan laba Rp 15,2 triliun atau naik 5 persen secara tahunan. Hadiyansyah mengatakan realisasi laba tersebut 97 persen dari prediksinya dan konsensus. “Kami masih tetap merekomendasi netral dengan target price Rp 8.200 per saham. Saat ini, saham emiten ditransaksikan pada valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) 2017 sebesar 16,8x,” ucapnya.
Senin kemarin, Astra mengumumkan kinerja perusahaan sepanjang 2016. Presiden Direktur Astra international Prijono Sugiarto mengatakan perseroan membukukan kenaikan laba bersih 5 persen menjadi Rp 15,1 triliun sepanjang tahun lalu dibanding 2015 sebesar Rp 14,4 triliun. “Kinerja bisnis Grup Astra sepanjang 2016 cukup memuaskan dengan peningkatan kinerja yang stabil di beberapa lini bisnis," kata dia dalam keterangan tertulis.
Menurut Prijono, kinerja laba bersih perseroan seiring dengan peningkatan kontribusi dari lini bisnis otomotif, alat berat, dan pertambangan, agrobisnis, serta infrastruktur dan logistik. Kenaikan pendapatan itu juga diimbangi dengan penurunan kontribusi dari segmen jasa keuangan, teknologi informasi, dan properti.
Baca: Sugih Energy Raih Fasilitas Pinjaman Rp 545 miliar
Berdasarkan pendapatan bersih konsolidasi, Grup Astra mengalami penurunan 2 persen menjadi Rp 181,1 triliun pada tahun lalu. Adapun nilai aset bersih per saham Astra, kata Prijono, tercatat Rp 2.765 triliun pada 31 Desember 2016 atau meningkat 10 persen dibanding posisi pada tahun sebelumnya.
Prijono mengatakan perseroan akan membagikan dividen final Rp 113 per saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada April 2017. Usul dividen final itu dikemukakan bersama dividen interim Rp 55 per saham sehingga dividen total tahun buku 2016 menjadi Rp 168 per saham. Ia optimistis kinerja Astra bakal positif seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi dan kenaikan harga batu bara pada 2017.
ABDUL MALIK