TEMPO.CO, Jakarta – DKI Jakarta hari ini, Rabu, 15 Februari 2017, menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak bersama dengan ratusan daerah lainnya di Indonesia. Tiga calon kepala daerah, yakni pasangan nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno bertarung untuk memperebutkan kursi sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2021.
Menurut analis pasar modal dari Bina Artha Securities, Reza Priyambada, penyelenggaraan pilkada secara serentak akan menjadi ujian bagi demokrasi Indonesia sekaligus akan menjadi penilaian terhadap persepsi para investor, terutama bagi investor asing, dalam mengukur preferensi risiko untuk berinvestasi di Indonesia.
Baca: Satelit Telkom 3S Mengorbit, 30 Persen Kapasitas Disewakan
“Semoga pasar keuangan tidak terkontaminasi dengan penyelenggaraan pilkada ini, dan diharapkan para pelaku pasar tetap rasional dalam menilai serta pengambilan keputusan,” kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 15 Februari 2017.
Terutama Jakarta sebagai ibu kota negara yang di dalamnya berisi individu-individu dari berbagai kebudayaan dan latar belakang. “Ini akan menjadi penilaian tersendiri bagaimana proses demokrasi, sikap saling menghargai, hingga respons untuk menerima siapa pun yang menang,” ucapnya.
Baca: Libur Pilkada, Layanan Transportasi Laut Tetap Jalan
Reza menambahkan, jika pilkada ini dapat berjalan dengan baik, aman, tanpa kericuhan dan kegaduhan yang mengganggu stabilitas keamanan secara nasional, pasar pun akan merespons positif, meski dari global juga masih terdapat ketidakpastian, terutama dari sisi outlook ekonomi Amerika Serikat menurut Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan masalah-masalah global lainnya.
DESTRIANITA
