TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan inflasi 2016 secara keseluruhan sebesar 3,02 persen year-to-year. Kondisi ini dianggap masih terkendali karena berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 4 plus-minus 1 persen.
"Inflasi rendah tersebut didukung inflasi inti yang rendah dan administered prices yang minimal di tengah inflasi volatile food yang masih meningkat," ucap Tirta di BI, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Januari 2017.
Baca: : Inflasi Indonesia
Tirta berujar, pencapaian tersebut didukung kebijakan BI dan koordinasi dengan pemerintah yang semakin solid dalam mengendalikan inflasi. "Kerja sama yang solid, baik di pusat maupun di daerah."
Ke depan, upaya pengendalian inflasi akan menghadapi sejumlah risiko yang perlu terus diwaspadai. Tirta menjelaskan, risiko utamanya terkait dengan penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi pemerintah.
Risiko berikutnya adalah risiko kenaikan harga volatile food. Untuk mengatasi hal itu, tutur Tirta, koordinasi kebijakan antara BI dan pemerintah akan terus diperkuat.
Baca: JP Morgan Ubah Peringkat Indonesia, DPR: Akhirnya Sadar
Diketahui inflasi indeks harga konsumen pada Desember 2016 tercatat 0,42 persen secara month-to-month. Angka ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya sebesar 0,47 persen secara month-to-month.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadiwibowo mengatakan inflasi pada Desember 2016 rendah karena tertahan harga beberapa komoditas yang mulai menurun. "Normalnya pada Desember mendekati 1 persen. Namun kali ini cenderung di bawah normal," ucap Sasmito kepada Tempo, Senin, 2 Januari 2017.
Menurut Sasmito, meski harga sejumlah bahan pangan meningkat, seperti cabai rawit merah yang harganya naik tajam hingga Rp 100 ribu per kilogram, harga komoditas substitusinya relatif lebih murah. Dia menyebutkan harga cabai merah dan hijau mencapai Rp 50 ribu per kg.
Simak: Produksi Ikan Tangkap Turun Hingga 50 Persen
Selain itu, harga makanan pokok, seperti beras, menurun pada pekan terakhir dibanding tahun-tahun sebelumnya. Harga tertinggi beras jenis IR 64 di Jakarta mencapai Rp 16 ribu per kg, sementara harga rata-rata beras Rp 11.210 per kg. "Harga gula pasir dan tepung terigu juga berangsur turun," ujar Sasmito.
DIKO OKTARA