TEMPO.CO, Jakarta - Pembuat kebijakan ekonomi China mengumumkan bahwa negaranya akan mulai memangkas secara bertahap produksi baja kualitas rendahnya atau yang sering disebut 'ditiaogang' pada akhir Juni.
Lin Nianxiu, Deputi Perkembangan dan Reformasi Nasional mengatakan pemerintah telah mengirim tim inspeksi ke beberapa daerah seperti Hebei, Henan, Guangxi dan Heilongjiang untuk melakukan pemantauan perkembangan produksi di ketiga wilayah tersebut.
Pernyataan tersebut dikutip dari China Daily, Jumat (13 Januari 2017) pada pertemuan China Iron and Steel Industry Association terkait pemangkasan produksi pada 2017.
Xu Lejiang, Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi China menuturkan bahwa implementasi produksi baja kualitas rendah tersebut mulai mengkhawatirkan. Para produsen masih takut untuk melakukan pemangkasan produksinya karena bakal berdampak pada kerusakan kolateral pada pabrik tertentu.
"Kebanyakan targetnya terdiri dari produsen dengan pabrik kapasitas kecil yang mengoperasikan tungku dengan frekuensi menengah dan tungku tersebut telah mencemari udara dan rentan menghasilkan produk di bawah standar," ujarnya.
Lin menegaskan China tidak akan memberikan toleransi terhadap baja kualitas rendah. Menurutnya, guna mengurangi kapasitas produksi, China akan menggunakan satelit untuk pertama kalinya dalam mengawasi produksi dan emisi yang dihasilkan produsen baja. Dia menambahkan China akan membatasi kapasitas produksi baru, meneliti proyek-proyek baru, mendorong kerja sama dengan negara lain yang mendukung pengetatan pengawasan di sektor baja.
Baja kualitas rendah tersebut nyatanya telah memengaruhi sekitar 4% produksi baja negara itu. Dalam kasus baja tulangan, dua produsen telah dinyatakan mengganggu program pemangkasan kapasitas di sektor ini. China yang sebelumnya telah menaikkan harga listrik, malah akan mengakhirinya pada 1 Januari 2017.
Sebelumnya, China merencanakan untuk memangkas produksi bajanya sekitar 100 juta-150 juta ton sampai 2020. Pada 2016, target pemangkasan 45 juta ton telah tercapai.