TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) Ahmad Hadi mengatakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Bulog soal distribusi daging memperkuat kerja sama selama ini untuk menghilangkan gejolak harga daging di pasaran.
"Untuk tahap pertama, kami penetrasi ke wilayah Jabodetabek dulu," kata Ahmad Hadi saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Desember 2016, seusai kesepakatan kerja sama Bulog dengan ADDI.
Baca: Bulog Gandeng Asosiasi Distribusikan Daging
Menurut Ahmad, pihaknya akan menyasar pasar-pasar tradisional di Jabodetabek serta industri-industri kecil dalam pendistribusian daging ini. Mengenai titik penetrasi, akan difokuskan di pasar-pasar yang dipantau oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan. Namun titik mana saja masih dikaji oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. "Kami menunggu perintah saja."
Baca: Daging Sapi dan Permasalahannya
Mengenai daging apa saja yang didistribusikan, Ahmad menerangkan, semua jenis daging akan didistribusikan, termasuk daging sapi dan daging kerbau. Semua daging dalam keadaan beku. Kebutuhan daging ADDI untuk wilayah Jabodetabek selama sebulan adalah 10 ribu ton. "Kebutuhan di luar ADDI kami tidak tahu."
Ahmad menerangkan, kerja sama dengan Bulog juga akan menekan harga daging di bawah Rp 80 ribu. Contohnya daging kerbau beku yang akan dijual Rp 65 ribu per kilogram. Nantinya pedagang pasar boleh mencairkan daging itu kemudian menjualnya dalam kondisi segar. "Namun (harganya) tetap di bawah Rp 80 ribu," ucap Ahmad.
Baca: Alfamart Keberatan Diwajibkan Umumkan Donasi
Kerja sama antara Bulog dan ADDI yang berlaku satu tahun itu untuk tahap awal dilakukan di Jabodetabek. Kerja sama ini akan di-review oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. Jika sukses, akan dilanjutkan ke tahap kedua. "Tahap kedua di tempat-tempat yang tidak ada daging dan harganya (daging) bergejolak," tutur Ahmad.
DIKO OKTARA