TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani memperkirakan sektor retail merugi akibat demonstrasi pada 2 Desember mendatang.
Pada Jumat mendatang, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) akan menggelar Aksi Bela Islam III di Monas. Aksi ini akan berwujud pembacaan doa dan zikir bersama, tausiyah, serta salat Jumat, dari pukul 08.00 hingga 13.00. Mereka menuntut penegak hukum menahan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas kasus penistaan agama.
Rosan mengatakan pertokoan serta pusat belanja atau mal yang berdekatan dengan lokasi aksi berpotensi mengalami kerugian paling besar karena jumlah pengunjung merosot. "Siapa yang berani ke sana?" katanya, seperti dikutip Koran Tempo edisi hari ini, Rabu, 30 November 2016.
Baca:
Ahok Akan Disidang, Ini 3 Alasan Dia Akan Lolos
Ini Dia 4 Indikasi Makar Demo 2511
Meski begitu, Rosan mengimbau pengusaha retail dan pengelola gedung perkantoran tetap beroperasi seperti biasa. Dia pun menaksir peserta unjuk rasa tidak sebanyak demonstran pada 4 November lalu. Sebab, aksi akan berlangsung dari pukul 08.00 hingga waktu salat Jumat dan lokasinya cuma di sekitar Monumen Nasional.
Kadin pun berupaya meyakinkan investor agar tidak khawatir akan unjuk rasa semacam ini. Menurut Rosan, demo "212" itu tidak menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan, meski tetap harus diwaspadai mengingat pada waktu yang sama ada aksi memperingati Hari Buruh. "Kami berharap aksi itu masih dalam konteks kepentingan buruh," ujar Rosan, yang mengimbau anggota Kadin di daerah tidak membiarkan karyawan mereka berangkat ke Jakarta.
Baca:
Kasus Al-Maidah 51: 6 Alasan Ahok Tak Akan Dipenjara
Membangun Demokrasi, Jadinya Oligarki~Sulardi
Demokrasi Kerumunan ~ Poltak Partogi Nainggolan
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani juga mengingatkan pengusaha retail akan dampak demonstrasi tersebut. Menurut dia, dalam aksi 4 November lalu, jumlah pengunjung dan konsumen retail di sekitar lokasi unjuk rasa berkurang hingga 90 persen. Hariyadi pun memperkirakan demonstrasi mendatang menurunkan tingkat hunian hotel di Jakarta hingga 10 persen.
"Ada reservasi atau penundaan agenda di hotel-hotel, seperti yang terjadi pada aksi sebelumnya," tuturnya. Namun Apindo dan Kadin tidak menyebutkan taksiran nilai kerugian akibat unjuk rasa tersebut.
Presiden Joko Widodo memaklumi kekhawatiran para pengusaha. Namun Jokowi mengingatkan bahwa situasi semacam ini sudah biasa terjadi setiap kali ada hajatan politik, seperti pemilihan kepala daerah. "Selama pelaku usaha bersikap skeptis dan kritis atas kabar atau soal situasi politik nasional, tidak ada yang membuat ragu untuk berinvestasi di Indonesia," ucapnya.
ALI HIDAYAT | ISTMAN M.P.