TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI) Reza Priyambada menilai, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan bentuk optimisme pasar bahwa kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, akan memenangkan Pemilihan Presiden di Amerika.
"Sentimen menjelang Pilpres AS, optimisme pasar Hillary memenangkan Pemilu," ujar Reza, Selasa, 8 September 2016.
Baca: Aturan Produk Halal Jadi Perhatian Uni Eropa
Selain itu, menurut dia, rilis Badan Pusat Statistik yang mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 sebesar 5,02 persen juga turut memberi dampak positif. Meski, angka pertumbuhan itu turun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016 yang mencapai 5,18 persen. Karena pertumbuhan ekonomi tahun ini masih lebih tinggi dibandingkan posisi kuartal III tahun lalu sebesar 4,73 persen.
Pada perdagangan hari ini, indeks ditutup menguat 1,57 persen atau 84,47 ke level 5.470,68, setelah bergerak pada kisaran 5.407,38 - 5.476,07. Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 184 saham menguat, 112 saham melemah, 109 saham stagnan, dan sisanya tidak ditransaksikan.
Baca juga: Pengusaha DIY Kembangkan Pariwisata Medis
Perdagangan hari ini melibatkan 11,98 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 332,9 ribu kali dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,44 triliun. Investor asing mencatatkan beli bersih atau net sell dengan total mencapai Rp 145,65 miliar.
Dari sisi indeks sektoral, hanya sektor pertambangan yang melemah 0,5 persen. Sedangkan sembilan sektor lainnya menguat dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat 2,2 persen, disusul industri dasar yang menguat 1,9 persen.
Di pasar regional, hanya Indeks Nikkei Tokyo Jepang yang ditutup melemah 0,03 persen di level 17.171,38. Sedangkan Indeks Hang Seng Hongkong menguat 0,47 persen di level 22.909,47; Indeks Shanghai Cina menguat 0,46 persen di posisi 3.147,89; dan Indeks Strait Times Singapura menguat 0,69 persen di level 2.820,24.
DESTRIANITA