TEMPO.CO, Bojonegoro - Badan Urusan Logistik Sub-Divisi Regional (Sub-Divre) III Bojonegoro, Jawa Timur, mengirim beras ke sejumlah provinsi di luar Pulau Jawa. Padahal Bojonegoro beberapa pekan ini sempat dilanda banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo.
Kepala Bulog Sub-Divre III Bojonegoro Wahyu Sutanto mengatakan beras yang dikirim ke sejumlah provinsi di luar Jawa tersebut totalnya mencapai 16 ribu ton dalam tiga pekan ini.
Rinciannya, Medan, Sumatera Utara, sebanyak 3.000 ton, Bali 2.000 ton, Aceh 2.000 ton, Jayapura 3.000 ton, dan Madura 5 ton. "Bulog Sub-Divre III Bojonegoro mengirim beras ke provinsi tersebut karena perintah Bulog Pusat," kata Wahyu, Selasa, 2 November 2016.
Baca juga:
Resto Ini Gratiskan Wi-Fi jika Bisa Jawab Soal Matematikanya
Risma Gelar Sekolah Kebangsaan, Pelajar Curhat Hal-hal Ini
Wahyu menjelaskan, selama ini Bulog Sub-Divre III Bojonegoro yang membawahi Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, memiliki stok beras cukup besar. Bahkan perolehan pengadaan berasnya masuk peringkat tiga besar di seluruh Jawa Timur. Menurut dia, pengiriman beras ke luar Pulau Jawa menjadi agenda rutin setiap tahun, terhitung lima tahun terakhir ini.
Dia mencontohkan, pada pertengahan 2015, Bulog Bojonegoro juga mengirim beras ke Provinsi Papua sebanyak 5.000 ton. Beras didistribusikan ke Kabupaten Biak, Nabire, Manokwari, Serui, dan Fak-fak. Selain itu, ke Kalimantan Tengah, Bengkulu Riau, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat dikirim dengan total sebanyak 27 ribu ton dari Januari-Juli 2015.
Sekretaris Dinas Pertanian Bojonegoro Bambang Sutopo mengakui dalam tiga pekan terakhir ini sejumlah kecamatan di Bojonegoro direndam banjir. Sekitar 871 hektare tanaman padi terendam banjir luapan Bengawan Solo, sejak 12 Oktober 2016.
"Lokasi banjir berada di beberapa kecamatan di pinggir sungai, seperti Kanor, Baureno, Balen, Malo, dan Bojonegoro," tutur dia.
SUJATMIKO