TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menilai suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Repo Rate masih memungkinkan kembali diperlonggar. Saat ini 7 Days Repo Rate berada pada level 5 persen. "Saya kira masih bisa turun dengan inflasi yang rendah," ujarnya Hotel JS Luansa, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.
Tingkat inflasi saat ini, kata Muliaman, masih berada pada kisaran target 4 plus-minus 1 persen. Sedangkan tren suku bunga perbankan juga cenderung menurun untuk mendongkrak pertumbuhan kredit. "Sekarang suku bunga perbankan single digit," kata Muliaman.
Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan hari ini. Rapat kali ini juga akan menentukan apakah suku bunga acuan dipertahankan, dinaikkan, atau diturunkan. Namun, pada rapat Oktober ini, BI diperkirakan belum akan memanfaatkan ruang pelonggaran kebijakan moneternya atau memilih menahan bunga acuan 7 Days Repo Rate.
Salah satu penyebabnya adalah belum adanya konfirmasi dari rencana pengurangan subsidi listrik yang akan tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Saat ini hal itu masih dibahas antara pemerintah dan DPR, dan baru akan diputuskan akhir Oktober.
"Ini penting karena kepastian pengurangan subsidi listrik akan mempengaruhi outlook inflasi tahun depan dan kebijakan suku bunga BI," tutur ekonom Josua Pardede saat dihubungi, Kamis pagi.
Baca Juga:
Josua mengatakan BI juga tampaknya akan mencermati data ekonomi domestik, yaitu produk domestik bruto (PDB) pada kuartal tiga 2016, serta arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed Funds Rate) yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
GHOIDA RAHMAH