TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG dalam perdagangan hari ini akan dipengaruhi sentimen rendahnya risiko pasar saham global dan kenaikan harga sejumlah komoditas tambang. Kondisi ini diperkirakan akan mendorong aksi beli.
Selain itu, pergerakan pasar turut dipengaruhi keluarnya data pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal ketiga tahun ini, yang diperkirakan 6,7 persen atau sama dengan kuartal sebelumnya.
Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan IHSG akan berpeluang menguat. "IHSG diperkirakan bergerak dengan support di angka 5.400 dan resistan di level 5.470 dan berpeluang melanjutkan penguatannya," ucapnya dalam pesan tertulis, Rabu, 19 Oktober 2016.
Tadi malam, bursa global berhasil menguat setelah pada hari sebelumnya terkoreksi. Indeks saham Eurostoxx di kawasan Uni Eropa naik 1,3 persen di angka 3.046,99. Di Wall Street, Amerika Serikat, indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,42 persen dan 0,62 persen di angka 1.8161,94 dan 2.139,60. Adapun harga minyak mentah tadi malam juga menguat 0,7 persen di angka US$ 50,29 per barel.
Menurut David, penguatan di Wall Street terutama ditopang kenaikan saham-saham sektor produk kesehatan dan material. Selain itu, data inflasi yang keluar bervariasi turut mempengaruhi ekspektasi kenaikan tingkat bunga akhir tahun ini.
Inflasi inti September di Amerika hanya tumbuh tipis 0,1 persen dibanding pada Agustus atau di bawah ekspektasi 0,2 persen dan pada Juli 0,3 persen. "Ini membuat spekulasi kenaikan tingkat bunga pada akhir tahun ini untuk sementara mereda," ucapnya.
Dalam perdagangan kemarin, IHSG juga berhasil melanjutkan penguatan untuk tiga hari perdagangan berturut-turut. IHSG ditutup di level 5.430,048 atau naik 19,745 poin (0,36 persen). Bursa saham Asia yang umumnya bergerak di teritori positif dan sentimen rilis laporan keuangan pada kuartal III emiten sektoral menjadi katalis pergerakan IHSG.
Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang aksi beli atas saham otomotif, perkebunan, dan properti. Sedangkan saham tambang batu bara terkoreksi akibat aksi ambil untung.
DESTRIANITA