TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan defisit anggaran harus dijaga di bawah tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Jika tidak, ekonomi Indonesia akan terguncang.
Darmin mengatakan batasan defisit bertujuan untuk menjaga utang. "Jangan sampai utangnya bablas," kata Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 25 Juli 2016. Utang yang berlebihan, kata dia, bisa menimbulkan guncangan ekonomi.
Defisit anggaran hingga semester I 2016 mencapai 1,83 persen dari PDB atau Rp 276,6 triliun. Jumlahnya mendekati target defisit dalam APBNP 2016 sebesar 2,35 persen dari PDB atau Rp 296,7 triliun. Dibandingkan dengan semester I 2015, jumlahnya meningkat drastis dari 0,73 persen atau Rp 84,3 triliun.
Meski hampir mencapai target APBNP, Darmin tak mau menanggapi ketika ditanya mengenai revisi batasan defisit sebagai bentuk pelonggaran kebijakan.
"Itu soal politik dan ekonomi sekaligus, harus dibahas di DPR," katanya. Pasalnya, perubahan batasan defisit berkaitan dengan perubahan Undang-Undang Keuangan Negara.
Menurut Darmin, masalah besaran defisit merupakan pandangan ekonomi. Ia mengatakan ada juga pihak yang menilai defisit di atas 3 persen tak masalah. "India saja 9 persen berani, kenapa kita tidak berani," katanya.
Dat mengatakan kini tugas pemerintah hanya menangani defisit dengan hati-hati. "Kami harus prudent dan berhati-hati, kalau tidak ada batasan itu kita bablas," katanya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan defisit anggaran masih mungkin meningkat meski ada program amnesti pajak. Ia mengatakan target defisit dipasang dengan asumsi repatriasi Rp165 triliun terpenuhi. Jika tidak terpenuhi, maka akan ada kekurangan penerimaan.
Akibatnya, menurut Anton, pemerintah harus kembali mengurangi belanja tahun depan. Ia menyarankan pemerintah untuk melalukan upaya tambahan menjaga defisit. "Defisit anggaran 3 persen sangat rigid, perlu penajaman dari sisi spending agar tidak melebihi tiga persen," kata Anton.
VINDRY FLORENTIN