TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Asmawi Syam mengatakan satelit BRIsat akan digunakan untuk kepentingan internal BRI. "Untuk pengembangan layanan," katanya saat konferensi pers di Gedung BRI, Jakarta, Kamis, 9 Juni 2016.
Menurut Asmawi, BRIsat dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang selama ini belum dijangkau BRI. Dengan luasnya jangkauan, masyarakat yang dapat dilayani BRI semakin banyak.
Menurut Asmawi, peluncuran satelit tersebut juga membantu BRI bersaing di dunia digital perbankan untuk memberikan pengembangan produk dan layanan. "Produk perbankan kini sudah berada di saku nasabah. Padahal sebelumnya nasabah harus mencari bank untuk melakukan transaksi.
Baca Juga: Berbiaya Rp 3,375 T, Kenapa Peluncuran BRIsat Tertunda?
Asmawi menambahkan BRI juga ingin melakukan inklusi keuangan. "Kalau ingin cepat, harus ditunjang teknologi memadai." Ia berharap BRIsat dapat membantu memberikan layanan yang sama cepat dan akurat bagi nasabah di kota maupun daerah.
Baca Juga:
BRIsat dijadwalkan lepas landas di French Guiana, Amerika Serikat pada 16 Juni 2016 waktu setempat atau 17 Juni 2016 waktu Indonesia. Peluncuran direncakan berlangsung pada pukul 5.30 hingga 6.35 sore waktu French Guiana atau pukul 3.30 hingga 04.15 dini hari waktu Indonesia.
Satelit BRI sempat ditunda karena kendala teknis. Situs Arianespace melaporkan keanehan terlihat selama persiapan transfer roket ke zona peluncuran ELA-3. Masalah terjadi pada cairan konektor peluncur.
Simak: Rudiantara: Tak Mungkin Blokir Google dan YouTube
BRIsat nantinya akan menghubungkan 10.350 kantor unit kerja BRI di berbagai pelosok tanah air. BRI saat ini memakai 40 tranponder satelit. Sisa transponder satelit bikinan perusahaan Amerika Serikat Space System Loral (SSL) ini akan digunakan untuk cadangan pengembangan 10 transponder dan diserahkan ke negara 4 transponder.
VINDRY FLORENTIN