TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai target. Pemerintah, dalam anggaran pendapatan belanja negara, menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen. "Optimistis bisa asal dijaga daya beli masyarakatnya," katanya di kantor KEIN, Jakarta, Rabu, 1 Juni 2016.
Selain daya beli, faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi ialah optimalisasi dana pemerintah daerah. Menurut Arif, setiap tahun, dana pemerintah yang dialokasikan untuk daerah sering parkir dan terlambat dibelanjakan.
Persoalan administrasi menjadi salah satu kendala selain situasi politik yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Karena itu, agar belanja pemerintah daerah yang berasal dari dana pusat bisa berjalan, perlu ada pendampingan.
Baca: Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tunggu Arahan Presiden
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan disebutnya bisa memberikan pendampingan agar dana Pemda tidak terlalu banyak mengendap. "Kementerian Keuangan juga bisa mendampingi Pemda."
Lebih lanjut, tren menjaga inflasi harus terus dilakukan sepanjang 2016. Dengan terjaganya inflasi, Bank Indonesia punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Arif berujar, ketika BI sudah membuka ruang suku bunga lebih longgar, giliran perbankan yang ikut menurunkan suku bunga pinjaman.
Harapannya, dengan rendahnya suku bunga pinjaman, kalangan dunia usaha bisa mendapatkan dana yang juga rendah, yang akhirnya bisa ekspansi. "Daya beli masyarakat pun meningkat," ucap Arif.
Berita Menarik: Ini Cara OJK Berdayakan Pemuda Usia Produktif
Arif ingin pemerintah segera merealisasikan komitmen investasi yang dilakukan beberapa waktu lalu. Upaya relaksasi dalam negeri dengan sejumlah paket kebijakan diharapkan mendorong proses investasi makin lancar. Namun, untuk merasakan dampak langsung dari paket kebijakan, masih perlu waktu. "Dampaknya lebih ke jangka menengah."
ADITYA BUDIMAN