TEMPO.CO, Jakarta - Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menyatakan, belum terlihat dampak dari aksi massa tersebut terhadap aktivitas industri nasional.
Baca: Pengusaha: Aktivitas Logistik di Tanah Abang Lumpuh akibat Demo
“Karena baru berlangsung, jadi dampaknya belum terlihat,” kata Haris melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis 23 Mei 2019.
Haris meyakini, gejolak politik ini akan segera mereda dan aktivitas industri tetap berjalan sebagaimana biasanya. “Tampaknya gejolak politik segera mereda, jadi belum ada langkah-langkah lain,” ucapnya.
Menurut Haris, pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para investor. Dengan demikian kinerja investasi di Indonesia semakin meningkat, dan tentunya investasi existing dapat lebih berdaya saing.
Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2017, total investasi (PMA dan PMDN) di sektor industri mencapai Rp 274,06 triliun atau berkontribusi sebesar 39,6 persen dari total investasi di Indonesia sebesar Rp 692,8 triliun.
Nilai investasi terbesar yang disumbangkan oleh sektor manufaktur, antara lain dari industri makanan sebesar Rp64,74 triliun, industri logam, mesin dan elektronik Rp64,10 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp 48,03 triliun.
BACA : Ojek Online Bantu Pulangkan Warga Terjebak Bentrok Dekat Bawaslu
Kemenperin meyakini, demo 22 Mei tidak berpengaruh pada proyeksi investasi sektor industri. Proyeksinya, investasi industri pada 2018 mencapai Rp 352,16 triliun dan menjadi Rp 387,57 triliun pada 2019. Terkait dampak positif terhadap pertumbuhan industri, total tenaga kerja yang terserap pada 2017 sebanyak 17,01 juta orang, naik dibanding 2016 yang mencapai 15,54 juta orang.
BISNIS