TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan program pemberdayaan kelompok pemuda usia produktif untuk menjadi “Pejuang Muda” perintis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berdasarkan keterangan tertulis OJK pada Selasa, 31 Mei 2016, program hasil kerja sama OJK dengan Pejuang Muda Surabaya dan sejumlah perwakilan lembaga jasa keuangan (LJK) itu diperuntukkan bagi sekitar 200 pemuda usia produktif di Surabaya yang belum memiliki pekerjaan.
Program ini didasari inisiatif pemerintah untuk menurunkan angka pengangguran dan mengembangkan kualitas hidup masyarakat. Peningkatan lapangan kerja menjadi salah satu strategi pemerintah yang tercantum dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.
Program OJK yang dikukuhkan di Kaza City Mall, Surabaya, pada Selasa tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan dan produktivitas pemuda, juga meningkatkan pemahaman mereka mengenai pengelolaan keuangan, kewirausahaan, produk, dan layanan jasa keuangan, termasuk pemanfaatannya. “Pejuang Pemuda” pun dimaksudkan untuk memudahkan para pemuda untuk mengakses LJK.
Selain itu, program ini dibuat untuk mendorong LJK menyalurkan kredit dan pembiayaan kepada pemuda dan pemula usaha. LJK yang terlibat dalam program ini antara lain PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Prudential Life Assurance, PT Asuransi Sinar Mas, dan PT Pegadaian (Persero)
Dalam keterangan tertulis dijelaskan tiga tahapan program tersebut. Pertama, program dimulai lewat pelatihan, yang dilaksanakan setiap Ahad pada Mei 2016. Kedua, pengukuhan program yang ditepatkan dengan ulang tahun Kota Surabaya ke-723.
Terakhir, pendampingan dalam bentuk magang dan monitoring selama dua bulan di bawah bimbingan bapak angkat pelaku usaha sektor riil dan LJK.
Di ujung program, OJK mengharapkan para pemuda Surabaya mendapat pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk menciptakan peluang usaha baru.
Untuk informasi, data Badan Pusat Statistik periode Agustus 2015 mencatat, jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 122,4 juta jiwa. Dari jumlah itu, jumlah penduduk yang bekerja hanya 114,8 juta jiwa, sedangkan 7,6 juta lain belum memiliki pekerjaan.
YOHANES PASKALIS