TEMPO.CO, Jakarta - KordaMentha, perusahaan asal Australia yang merupakan penasehat finansial dan investasi di bidang forensik, real estate, turnaround, dan restrukturisasi membuka cabangnya di Indonesia. “KordaMentha hadir di Indonesia karena ada peluang di Indonesia.,” kata KordaMentha partner Rob Jolly yang sebelumnya adalah pendiri dan Managing Director Pilot Asia Capital, saat ditemui di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis 26 Mei 2016.
KordaMentha baru-baru ini mengakuisisi Pilot Asia Capital, perusahaan konsultan restrukturisasi yang berkantor di Jakarta, dan telah beroperasi sejak 1998. Jolly menuturkan target perusahaannya adalah perusahaan dan investor yang hendak dibantu.
Jolly mencontohkan, perusahaan yang akan dibantunya di antaranya yang sedang membutuhkan dana ataupun kesulitan mencari dana ke perbankan. “Kami merestrukturisasi balance sheet mereka agar bank mau memberikan kucuran dana kredit dan rileks kepada perusahaan yang bermasalah.”
Kemudian untuk investor, Jolly melihat banyak investor yang melihat ada kesempatan di Indonesia. Ia mengaku tahu apa yang dibutuhkan agar perusahaan mendapatkan investor, ditambah dengan pengalaman bisnis dan ahli-ahli yang mereka miliki. “Membantu perusahaan kembali menjadi sehat, seperti dokter,” ucapnya.
Ketika ditanyakan mengenai perkembangan industri advisory, dan peluang investasi di Indonesia, Jolly mengatakan bahwa peluang banyak. Salah satu yang dilakukan adalah restrukrurisasi suatu industri di mana nantinya banyak investor melirik Indonesia.
Namun Jolly juga mengatakan untuk menanam modalnya, investor akan melihat apakah perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat atau tidak. “Tugas kami beri nilai perusahaan itu, bahwa perusahaan menarik untuk dibeli, dan perusahaan yang mereka investasikan baik, bisa dipercaya, dan bisa beri keuntungan.”
KordaMentha dikenal di Indonesia saat PT Pertamina melakukan audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Saat itu perusahaan audit ini berhasil ditunjuk oleh Pertamina, dan bertugas mendalami sejumlah transaksi pengadaan minyak dan bahan bakar minyak impor yang dinilai memiliki kejanggalan.
Audit forensik ini meliputi keuangan Petral selama 2012-2015. Temuan KordaMentha di antaranya adalah inefisiensi rantai suplai, pengaturan tender migas, kebocoran informasi tender, mahalnya harga crude dan produk yang dipengaruhi kebijakan Petral.
Akibat audit tersebut, sudah ada sejumlah jajaran petinggi Petral yang dinonaktifkan. Mereka diduga membocorkan informasi pengadaan minyak di Petral dengan pihak luar, sehingga Pertamina memperoleh minyak dengan harga tinggi.
DIKO OKTARA