TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga rating dunia, Standard and Poor's (S&P) Global Ratings, menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya pada hari ini, Rabu, 11 Mei 2016. "Kami bertemu dengan Menteri (Darmin) untuk mendengarkan pandangan dari mereka," ujar Director Sovereign and International Public Finance Ratings S&P Kyran Curry.
Kyran mengatakan, peringkat Indonesia berpeluang naik menjadi investment grade. "Hal itu sangat mungkin. Terdapat beberapa pandangan yang dapat membuat rating itu sedikit lebih tinggi tahun depan," ujar Kyran menjelaskan.
Namun, menurut Kyran, S&P perlu melihat faktor-faktor lainnya sebelum memutuskan untuk meningkatkan peringkat Indonesia. Hasil penilaian S&P terhadap Indonesia akan diumumkan pada Juni mendatang. "Itu menjadi bagian dari agenda tahunan kami," tuturnya.
Baca: Pilot Lion Air Mogok Kerja, YLKI: Tegur Keras Manajemennya
Kyran menilai, kunjungannya di Indonesia kali ini sangat efektif. Dia pun menyatakan rasa terimakasihnya atas beberapa capaian yang telah didapatkan selama kunjungannya di Indonesia. "Kami sangat berterima kasih atas beberapa tahap yang telah dilalui."
Kemarin, pimpinan S&P juga mengunjungi Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungan itu, mereka membicarakan kinerja percepatan pembangunan infrastruktur pemerintah. Kunjungan dari lembaga pemeringkat terbesar dan tertua di dunia itu merupakan kunjungan berkala yang dilakukan untuk menilai peringkat investasi di Indonesia.
Hingga kini, Indonesia masih belum mendapatkan predikat layak investasi dari S&P. Peringkat Indonesia dari S&P adalah BB+ atau positive outlook, peringkat yang berada satu tingkat di bawah peringkat BBB atau investment grade. Sementara itu, lembaga yang sudah memberikan investment grade kepada Indonesia adalah Fitch Rating dan Moody's.
ANGELINA ANJAR SAWITRI