TEMPO.CO, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) menandatangani join venture agreement (JVA) untuk membentuk usaha patungan pembangunan pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR), PT Inalum Antam Alumina (IAA). Pabrik smelter ini nantinya berada di Menpawah, Kalimantan Barat.
Dalam usaha bersama tersebut, Antam memasok kebutuhan bahan baku bijih bauksit yang berasal dari tambang milik perseroan. Sedangkan Inalum akan menyerap hasil produksi smelter sebagai bahan baku alumina.
Baca Juga:
"Smelter grade alumina refinery merupakan satu dari beberapa proyek pengembangan oleh Inalum," kata Winardi Sunoto, Direktur Utama Inalum, di kantor Kementerian BUMN, Kamis, 14 April 2016.
Dengan mendapat pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri, Inalum mengurangi ketergantungan impor alumina sekaligus menghemat devisa. Winardi mengatakan 51 persen saham IAA dikuasai Inalum dan Antam. Dari jumlah saham itu, kepemilikan Inalum 60 persen, sedangkan Antam 40 persen.
Sisa kepemilikan saham 49 persen pabrik IAA akan dikuasai China Aluminium Company. "Minimal dalam negeri 51 persen, artinya kita mayoritas. Atau 55 persen dan 45 persen," tuturnya.
Pabrik SGAR berkapasitas 2 juta ton per tahun ini akan dibangun bertahap. Tahap pertama dibangun dengan kapasitas 1 juta ton. Selanjutnya, pada tahap pengembangan, pabrik peleburan aluminium juga mencapai 1 juta ton.
Inalum saat ini memiliki kapasitas peleburan aluminium 250 ribu ton, yang membutuhkan pasokan minimal 500 ribu ton alumina per tahun. Inalum berencana meningkatkan kapasitas menjadi 500 ribu ton pada 2020. Untuk mencapai itu, Inalum memerlukan minimal 1 juta ton alumina setiap tahun sebagai bahan baku.
ALI HIDAYAT