TEMPO.CO, Jakarta - PT Bintan Aviation Investment membangun proyek Bintan Airport & Aerospace Industry Park di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Ini merupakan kawasan industri perawatan pesawat (maintenance, repair, and overhaul/MRO) yang terintegrasi.
Direktur Utama PT Bintan Aviation Investment (BAI) Frans Gunara mengatakan bandara mengakomodasi bisnis penerbangan umum, fasilitas MRO, dan pusat logistik. "Panjang landasan mencapai sekitar 3.000 meter dan bisa didarati pesawat berbadan lebar sehingga memungkinkan maskapai nasional dan internasional yang akan melakukan pemeliharaan,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 13 April 2016.
BAI tengah memulai pembangunan fase pertama berupa terminal penumpang dan kawasan industri. Nantinya akan dibangun pelabuhan laut (offshore marine center), pembangkit listrik, kawasan bisnis komersial, dan pemukiman.
Baca Juga: Pembebasan BM Komponen Gairahkan Industri Perawatan Pesawat
Dermaga digunakan untuk pengangkutan produk dari dan ke kawasan industri serta menjadi dermaga feri yang terkoneksi dengan terminal Tanah Merah Singapura. Khusus penyediaan energi, saat ini telah dibangun pembangkit listrik bertenaga batu bara 21 MW dan rencananya akan ditambah pembangkit 2 x 15 MW.
PT Bintan Investment melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Bandara Bintan pada 2012. Pada 2015, dibangun runway, taxiway, apron, fasilitas MRO, dan terminal. Targetnya, Bandara Bintan dibuka pada kuartal kedua 2018.
Perusahaan juga mendirikan politeknik khusus MRO untuk mendukung penyediaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Terdapat tiga pelatihan, yaitu Aircraft Maintenance Basic Training, Aircraft Maintenance Type Training, dan Specific Training.
SETIAWAN ADIWIJAYA