TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia mencatatkan laba bersih setelah pajak perusahaan sepanjang 2015. Dalam catatan tersebut, laba bank Danamon turun 8 persen atau sekitar Rp 0,2 triliun dibanding pada 2014.
Adapun laba bersih setelah pajak pada 2015 sebesra Rp 2,4 triliun, sedangkan pada 2014 sebesar Rp 2,6 triliun. Penurunan tersebut, di antaranya, terjadi karena terimbas jebloknya pendapatan operasional dan pendapatan jasa.
“Kami mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan produktivitas yang telah menunjukkan hasilnya. Itu akan membantu kami dalam meningkatkan pendapatan Danamon pada tahun ini dan tahun berikutnya,” ujar Direktur Utama PT Bank Danamon Sgn Seow Wah di Menara Bank Danamon, Jakarta, Kamis, 3 Maret 2016.
Ihwal penurunan ini, Seow Wah mengklaim Bank Danamon memiliki banyak peluang bagi perusahaan untuk tumbuh melalui jaringan distribusinya di luar Indonesia. Untuk mencapai hal itu, pihaknya akan berfokus pada layanan nasabah dan sumber daya manusia serta memperkuat aspek waralaba.
"Fokus tersebut bertujuan menyediakan layanan yang lebih baik bagi nasabah Bank Danamon,” tuturnya. Dengan begitu, kata dia, produk dan layanan Bank Danamon akan semakin andal dan mudah diakses.
Walaupun mengalami penurunan dalam hal laba bersih, Bank Danamon mencatatkan kenaikan sebesar 8 persen dalam sisi laba operasional sebelum pencadangan dibanding pada 2014, yakni Rp 8,4 triliun.
Sedangkan rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income), ujar Seow Wah, naik menjadi 51,7 persen. Untuk biaya operasionalnya turun menjadi Rp 9 triliun pada 2015.
BAGUS PRASETIYO