TEMPO.CO, Jakarta – Citilink, maskapai penerbangan berbiaya murah, selama 2016 akan menambah delapan pesawat Airbush baru jenis A320 sehingga total semua armada menjadi 44 unit. Ketika didirikan pada 2011, Citilink hanya memiliki 10 unit pesawat.
Direktur Komersial Citilink Hans Nugroho di Pekanbaru, Kamis, 3 Maret 2016, mengatakan, dengan penambahan armada, frekuensi penerbangan akan menjadi 250-260 kali per hari.
"Saat ini kami telah melaksanakan lebih dari 220 penerbangan dengan 56 rute yang menjangkau 28 kota. Adanya penambahan armada makin menguatkan Citilink dalam bersaing di kelas penerbangan berbiaya murah," ujarnya.
Adanya penambahan armada pesawat delapan unit itu memungkinkan Citilink membawa sampai 11 juta penumpang dari kemampuan sekarang 8,9 juta. Satu dari tambahan pesawat itu sudah datang pada Februari lalu.
Tambahan armada akan digunakan untuk meningkatkan intensitas rute penerbangan yang ada sekarang serta membuka rute penerbangan baru seperti rute Pekanbaru-Bandung, Pekanbaru-Medan, dan Pekanbaru-Banda Aceh.
Direktur Keuangan Citilink pada kesempatan itu menegaskan sumber dana pembelian pesawat baru itu berasal dari pinjaman dan "operating list" (Lessor).
"Tentunya kita tidak menunggu dana dari IPO, yang hingga saat ini pun Citilink belum memutuskan kapan akan dilakukan penawaran saham perdana untuk mendapatkan dana publik," ujarnya.
Dengan terus meningkatkan jumlah penumpang melalui peningkatan pelayanan, pemeriksaan kesehatan yang cermat terhadap pilot dan kru sebelum terbang, serta ketepatan waktu terbang, ia mengharapkan kondisi keuangan Citilink akan makin baik.
Citilink adalah anak perusahaan Garuda Indonesia yang menyediakan jasa penerbangan berbiaya murah (LCC).
Meski belum terlalu lama beroperasi, sederet prestasi sudah ditorehkan Citilink sepanjang 2015 di antaranya Asia Best Employer Brand Awards dan Employer Brand Institute, Indonesia Original Brand, Middle Class Brand Champions dari majalah Swa, best eMark award dari Telkom University, dan top IT innovation award on transportation dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta prestasi lainnya.
ANTARA