TEMPO.CO, Jakarta - Setelah meluncurkan layanan transaksi pembelian reksadana secara online, PT Mandiri Manajemen Investasi (MII) menargetkan membentuk reksadana syariah tahun ini. Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Muhammad Hanif mengatakan pihaknya menargetkan reksadana saham yang berbasis syariah.
"Kalau bisa, antara kuartal pertama dan kuartal kedua," katanya di sela acara Market Outlook 2016 Mandiri Manajemen Investasi di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu, 20 Januari 2016.
Baca Juga:
Selain itu, Hanif mengatakan, MII segera meluncurkan transaksi online. Menurut dia, transaksi online ini akan menyasar anak muda berusia 20-30 tahun. "Kami mau undang anak muda untuk gunakan Mandiri Cash untuk membeli reksadana. Kelebihannya, pada saat dia subscribe, ada notification," katanya.
Dengan notifikasi tersebut, kata Hanif, pengguna bakal mengetahui transaksi telah masuk ke Mandiri Investasi. Setelah itu, struk pembayarannya dapat langsung kelihatan. "Ini yang membedakan MMI dengan transaksi lain, yang harus ke ATM lalu transfer kirim faks," ujarnya.
Hanif berharap model ini menjadi inovasi dan membuat nasabah nyaman. "Ini kami baru pakai Internet base. Bulan Maret atau April, kami berharap bisa pakai produk lain, memakai aplikasi, seperti Go-Jek dan mobile banking," katanya.
Hanif menargetkan bisa menarik 100 pengguna pada tahap awal. Hingga akhir tahun, kata dia, ditargetkan ada 800 pengguna aplikasi dengan nama "Selagi Muda" ini. "Kami lebih soft promotion, tidak mau hard sale jualan produk," tuturnya.
Ia mengatakan sistem reksadana online ini bisa dikaitkan dengan kebutuhan keuangan pengguna. "Misalnya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau untuk biaya pendidikan anak. Reksadana sendiri itu menjadi salah satu cara untuk mengambil kebutuhan itu," ucapnya.
Hanif enggan menyebutkan nilai investasi untuk produk-produk barunya ini. "Kami menggunakan skema menarik dengan vendor, tidak sampai 1 juta dolar," ujarnya.
ARKHELAUS W