Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sambal Hellyeah, Sambalnya Anak Muda Masa Kini

image-gnews
Sambal Hellyeah. Bukalapak.com
Sambal Hellyeah. Bukalapak.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika banyak produsen sambal menyasar segmen keluarga, Hellyeah justru sebaliknya. Sang pemilik yang merupakan kakak-adik, Irdham Arbina Nurdiansyah dan Marlangen Perwita S, melihat bahwa anak muda juga menjadi peluang pasar yang tepat.

Berdiri tahun 2011, Hellyeah muncul dari gagasan sang kakak, Irdham. Mereka melihat peluang bisnis sambal cukup besar dan stabil ke depannya, karena makanan sambal ini bukanlah makanan musiman dan banyak sekali masyarakat Indonesia yang suka dengan rasa pedas.

Namun pada saat itu, keduanya tidak fokus dengan bisnis ini, karena masing-masing dari mereka masih bekerja di tempat lain. Sehingga mereka hanya berjualan di lingkungan teman-teman sendiri atau di lingkup kota Bandung saja.

Selain karena permintaan sambal yang semakin banyak, Wita, sapaan akrabnya, berpikir bahwa bisnis sambal ini sudah dua tahun berjalan tapi tidak ada perkembangan yang berarti.

Akhir tahun 2013, ia memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan sepenuhnya fokus di pengembangan bisnis sambal Hellyeah. Lalu, karena beberapa pertimbangan lain ia memutuskan untuk memindahkan pusat produksi dari Bandung ke Bekasi, kota tempat tinggal orangtuanya.

“Di tahun 2013 hanya saya yang pindah ke Bekasi dan mengelola sambal Hellyeah. Sementara kakak saya masih tetap tinggal di Bandung dan fokus membuat bisnis baru, yaitu Hellyeah Man’s Grooming,” ungkapnya.

Karena keduanya tidak ada background pendidikan mengenai pengolahan pangan, maka kendala yang utama adalah bagaimana cara produksi sambal yang baik dan benar, seperti bagaimana untuk membuat sambal lebih tahan lama, tidak gampang berjamur/rusak, peralatan dan ruangan produksi yang memenuhi standar, dll.

Sehingga ia giat mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang teknologi pangan. Seperti mendatangi dinas kesehatan, mengikuti pelatihan teknologi pangan di IPB, hadir dalam seminar, workshop, dll.

Sudah memasuki tahun ke-5, Hellyeah masih fokus di pasar dalam negeri. Penjualan seluruh Indonesia melalui online shop dan sistem reseller. Sedangkan toko retail masih di wilayah Jakarta, yaitu di 7-Eleven dan Carrefour, masing-masing baru tersedia di lima outlet. Untuk penjualan ke luar negeri hanya bersifat penjualan perorangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbagai varian rasa sambal Hellyeah, yaitu Sambal Bawang Putih, Sambal Jeruk Limo, dan Sambal Terasi Udang dijual dengan harga berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu, tergantung lokasi penjualannya.

Ingin terus mengembangkan bisnisnya dan memperluas pasar anak muda maka salah satu strategi yang menjadi andalan adalah pemasaran melalui dunia digital, social media, dll. Selain itu, ia juga aktif mengikuti pameran atau bazaar untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas.

Strategi itu pun berhasil menaikkan omset Hellyeah. “Omset di bisnis ini berbeda-beda di tiap kali produksi karena harga bahan-bahan baku yang naik-turun setiap harinya. Mulai dari 10 – 30% dengan produksi/bulan sekitar 2500 pcs,” kata perempuan lulusan Universitas Islam Bandung ini.

Ke depan, ia akan memperluas titik distribusi baik di dalam dan luar negeri. menambah varian rasa sambal, dan menjadikan sambal sebagai tren gaya makan anak muda.

Selain itu ia menargetkan produksi menjadi 5 ribu-10 ribu pcs/bulan dan memperbanyak jumlah titik penjualan di outlet retail modern.

“Mengenai ekspansi produk lain sebenarnya kami sudah pernah membuat produk abon ayam dan ikan tuna khas Hellyeah, namun karena kurangnya SDM untuk mengelola, jadi sementara produk abon ini kami “tidurkan”,” ungkapnya.

Saat ini ia sedang membenahi manajemen, agar produk abon Hellyeah atau bahkan produk lain bisa tercipta kembali. Sedangkan ekspansi produk dari Hellyeah, yang sudah berjalan dan aktif ialah produk perawatan pria (Man’s Grooming), seperti Pomade Oil, Water Pomade, dll.

SWA.CO.ID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?