TEMPO.CO, Jakarta - Begitu diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada 12 Agustus 2015 dalam reshuffle kabinet jilid I, nama Rizal Ramli langsung mencuat lewat pernyataan-pernyataannya yang kontroversial.
Hanya satu hari setelah dilantik menjadi menteri, Rizal Ramli langsung melontarkan sejumlah pernyataan yang justru menyerang kebijakan pemerintahan Joko Widodo sendiri. Bahkan pernyataan-pernyataan itu di luar kewenangannya sebagai menteri koordinator di bidang kemaritiman.
Dalam pidatonya pada acara serah-terima jabatan di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Rizal menyatakan akan memanggil direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. untuk membatalkan pembelian pesawat Airbus A350. Alasannya, pembelian itu berpotensi membuat laporan keuangan Garuda jadi merah.
Rizal juga mengkritik proyek listrik 35 ribu megawatt. Menurut ekonom yang dikenal kritis ini, proyek tersebut tak realistis. Rizal juga menyentil proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan menyebutkan ada pejabat yang "bermain" di megaproyek tersebut.
Kepretan Rizal Ramli ke sana ke mari, tak ayal membuat Istana gerah. Wakil Presiden Jusuf Kalla memperingatkan Rizal agar berhati-hari sebelum berkomentar. Menurut Kalla, kritik Rizal justru bisa meruntuhkan wibawa Presiden Jokowi, sebab proyek-proyek tersebut sudah dicanangkan sebagai program pemerintah. "Kalau kurang akal, pasti tidak paham itu," katanya.
Tapi peringatan Kalla dianggap angin lalu. Rizal justru menantang Kalla berdebat di depan publik. "Kalau mau paham, saya mau Pak JK ketemu saya," ujarnya. Pernyataan Rizal membuat Kalla makin berang.
Presiden Jokowi akhirnya turun tangan menengahi perseteruan Wakil Presiden Kalla dengan Menteri Rizal Ramli. Pada 19 Agustus, Jokowi mempertemukan Kalla dengan Rizal dalam sidang kabinet di Istana.
"Presiden sudah bicara dalam rapat paripurna, menegaskan kembali bahwa para menteri, kalau memberi saran, masukan, kritik, lebih baik disampaikan dalam rapat kabinet, rapat terbatas, atau langsung. Jangan diumbar, kurang bagus," kata anggota Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, di Jakarta, 19 Agustus 2015.
Dalam rapat itu, Jusuf Kalla juga langsung menegur Rizal Ramli. "Tidak boleh begitu lagi. Saya kira semua orang marah terhadap dia," ujar Kalla. "Menteri itu harus disiplin, menteri itu harus punya etika."
TIM TEMPO